• Beranda
  • Berita
  • OJK: Jumlah investor pasar modal melonjak 42 persen di tengah pandemi

OJK: Jumlah investor pasar modal melonjak 42 persen di tengah pandemi

2 Desember 2020 00:58 WIB
OJK: Jumlah investor pasar modal melonjak 42 persen di tengah pandemi
Ilustrasi: Pengunjung mengamati pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, . ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/ama.

Beberapa data menunjukkan penurunan pertumbuhan pasar modal kita, namun ada fakta menarik yang justru membuat kita cukup terkesan, yaitu jumlah investor pasar modal yang terus mengalami peningkatan

Jumlah investor pasar modal di Indonesia hingga bulan November 2020 mengalami kenaikan sebesar 42 persen jika dibandingkan dengan akhir tahun lalu meski hingga saat ini pandemi COVID-19 masih berlangsung dan memberikan dampak pada perekonomian.

"Beberapa data menunjukkan penurunan pertumbuhan pasar modal kita, namun ada fakta menarik yang justru membuat kita cukup terkesan, yaitu jumlah investor pasar modal yang terus mengalami peningkatan," kata Kepala Deputi Pengawasan Pasar Modal 1A OJK Luthfy Zain Fuady secara virtual di Solo, Jawa Tengah, Selasa.

Berdasarkan data, kata dia, per 19 November 2020 jumlah investor pasar modal sudah tercatat sebanyak 3,53 juta atau naik jika dibandingkan SID per 31 Desember 2019 sebanyak 2,48 juta. Ia mengatakan peningkatan jumlah investor di masa pandemi ini justru didominasi oleh investor domestik yang berumur di bawah 30 tahun atau kalangan milenial.

Baca juga: OJK: Kepercayaan publik terhadap pasar modal masih terus meningkat

"Secara demografi berdasarkan umur, jumlah SID ritel per 19 November 2020 tercatat sebanyak 48,29 persen," katanya.

Meski kondisi pasar modal Indonesia saat ini mengalami tekanan, kata dia, namun dengan adanya peningkatan jumlah investor secara signifikan tersebut membuktikan bahwa kepercayaan publik terhadap pasar modal Indonesia masih terus meningkat.

Pada kesempatan yang sama Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi mengatakan dari sisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat mengalami keterpurukan, terutama setelah diumumkannya kasus COVID-19 pertama kali di Indonesia.

Baca juga: OJK segera terbitkan aturan baru untuk pasar modal

"Pada tanggal 2 Maret diumumkan ada dua orang yang kena, indeks langsung kena dampaknya. Sampai dengan tanggal 24 Maret indeks terpuruk hingga titik terdalam di level 3.937," katanya.

Meski demikian, lanjut dia, perkembangan IHSG saat ini cukup baik. Pihaknya mencatat dari tanggal 24 Maret hingga saat ini ada kenaikan sekitar 60 persen. Bahkan per tanggal 27 November IHSG berada di level 5.783.

Sedangkan jika dilihat dari sisi nilai rata-rata transaksi harian (RNTH), kata dia, juga ada peningkatan yang cukup signifikan. Jika dibandingkan pada bulan Januari tahun ini untuk RNTH sebesar Rp6,4 triliun/hari, sedangkan pada bulan November mencapai Rp12,9 triliun/hari.

Baca juga: BEI catat transaksi harian saham tertinggi Rp32,01 triliun hari ini

 

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020