Pilkada Jember diikuti tiga pasangan calon yakni nomor urut 1, petahana Faida-Dwi Arya Nugraha Oktavianto (Faida-Vian) dari jalur perseorangan yang mendapatkan sebanyak 146.687 surat dukungan.
Kemudian pasangan calon nomor urut 2, Hendy Siswanto - Muhammad Balya Firjaun Barlaman (Hendy-Gus Firjaun) yang diusung oleh Partai NasDem, Gerindra, Demokrat, PPP, dan PKS dengan jumlah 28 kursi di DPRD Jember.
Pasangan calon nomor urut 3, Abdus Salam-Ifan Ariadna Wijaya (Salam-Ifan) yang diusung oleh PKB, PDIP, Golkar, Perindo, PAN, dan Partai Berkarya dengan total 22 kursi DPRD Jember.
Pelaksanaan debat publik atau debat terbuka dalam Pilkada Serentak 2020 tersebut tentu berbeda dengan debat publik pada pemilu atau pilkada sebelumnya karena saat ini masih dalam situasi pandemik COVID-19.
KPU Jember melakukan pembatasan terhadap jumlah orang yang boleh menghadiri debat publik terbuka antarpasangan calon di Pilkada 2020 yakni pasangan calon bupati dan wakil bupati, lima komisioner KPU Jember, dua perwakilan komisioner KPU Jatim, dua perwakilan Bawaslu Jatim atau Bawaslu Jember, dan empat orang tim kampanye.
Dalam PKPU juga mengatur peserta yang hadir dalam acara debat publik yang diselenggarakan di salah satu lembaga penyiaran publik atau swasta wajib menerapkan protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian COVID-19.
Ketua KPU Jember Muhammad Syai'in mengatakan ada tiga tujuan diselenggarakan nya debat publik tersebut yakni menyebarluaskan profil, misi visi, dan program kerja pasangan calon kepada seluruh masyarakat atau pemilih di Kabupaten Jember.
"Debat publik juga bertujuan untuk memberi tahu informasi secara menyeluruh kepada pemilih sebagai bahan pertimbangan pemilih dalam menentukan pilihannya pada pemungutan suara nanti," tutur-nya.
Selain itu, KPU Jember juga memberikan kesempatan kepada pasangan calon untuk menggali lebih dalam dan luas untuk setiap tema diangkat dalam kegiatan debat publik, sehingga masyarakat bisa mengetahui bagaimana pasangan calon dalam menyelesaikan persoalan daerah.
Ada tiga tema debat dalam Pilkada Jember yakni debat publik pertama mengangkat tema "Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memajukan daerah di tengah pandemi COVID-19" yang digelar pada 15 November 2020.
Kemudian tema debat publik kedua yakni "Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan menyelesaikan persoalan daerah" yang digelar pada 22 November 2020 dan terakhir debat publik ketiga bertema "Memperkokoh NKRI dan menyelarasikan pembangunan daerah dengan provinsi dan nasional."
Komisioner KPU Jember Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan SDM Andi Wasis mengatakan debat publik merupakan bagian untuk meningkatkan kualitas demokrasi yang baik, sehingga diharapkan para pemilih bisa memilih calon pemimpin yang berkualitas.
Selain itu, lanjut dia, debat publik diharapkan juga dapat mendongkrak tingkat partisipasi pemilih dalam Pilkada Jember karena dengan paparan penyampaian visi misi dan program kerja pasangan calon bisa saja mempengaruhi pemilih yang awalnya golput bisa punya pilihan.
Baca juga: Satgas : Kampanye pilkada di Jember penyebab naiknya kasus COVID-19
Baca juga: KPU Jember siapkan dua tema untuk debat pilkada
Beberapa pihak baik itu tim pasangan calon maupun penyelenggara pilkada tingkat kecamatan juga mengajak masyarakat untuk menonton acara debat publik melalui layar lebar dengan tujuan agar para pemilih mengetahui visi dan misi, serta program kerja tiga pasangan calon peserta Pilkada Jember.
Visi misi dan program kerja
Pasangan calon Faida-Vian dalam debat pertama mengatakan pembangunan infrastruktur harus menjadi prioritas di Kabupaten Jembe terutama akses antardesa dan kecamatan, serta infrastruktur kesehatan sangat penting di tengah pandemik COVID-19.
Pasangan nomor urut 1 itu juga menilai Jember memiliki kekuatan potensi sektor pertanian, sehingga sumber daya pertanian harus digali dan dikembangkan menjadi satu unggulan di Jember dengan tidak merusak konservasi alam dan memperhatikan lingkungan.
Petahana itu juga memiliki program "satu desa satu lumbung pertanian" untuk menjamin harga dan hasil panen yang stabil, serta menilai bahwa kunci keberhasilan memimpin daerah adalah potensi daerah dan keinginan rakyat yang disampaikan dalam debat ketiga.
Faida juga mengatakan keputusan pemerintah pusat tidak harus selalu diikuti oleh pemerintah daerah karena pemda lebih mengutamakan kepentingan rakyat dan bukan karena satu pembangkangan.
Kemudian pasangan calon Hendy-Firjaun dalam kampanye debat pertama memiliki program akan membangun desa pintar dan inovasi BUMDes dengan melibatkan partisipasi masyarakat, sehingga pengembangan potensi daerah dengan budaya, kelestarian lingkungan, dan kearifan lokal di setiap desa tepat sasaran.
Hendy juga berjanji akan melayani masyarakat Jember dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan maksimal melalui ICT (Information and Communication Technology) untuk mendekatkan masyarakat dengan pemerintah tanpa jarak.
Pasangan calon nomor urut dua itu akan menerapkan konsep "reinventing government" untuk menumbuhkan sikap birokrat yang inovatif dan adaptif dalam menyelesaikan permasalahan di Jember yang disampaikan dalam debat publik tahap kedua.
Gus Firjaun juga punya resep untuk memelihara kerukunan antarumat beragama dengan trilogi persaudaraan, sehingga akan terjalin keharmonisan dan kerukunan antarumat beragama.
Selanjutnya pasangan Salam - Ifan punya program kerja untuk membangun badan usaha milik daerah (BUMD) baru untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) Jember di sektor pariwisata dan pertanian, sehingga mampu menggerakkan sektor utama daerah. Itu disampaikan dalam debat publik pertama.
Pasangan calon nomor urut 3 itu juga akan mewajibkan hotel, retail berjaringan, dan pusat perbelanjaan menggunakan produk-produk usaha mikro kecil menengah lokal untuk menggerakkan perekonomian di daerah.
Salam juga berjanji akan meningkatkan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing, meningkatkan layanan pendidikan berkualitas, dan meningkatkan akses dan mutu layanan kesehatan, serta memaksimalkan sumber daya alam untuk meningkatkan sektor pertanian Jember.
Pasangan calon milenial itu menilai kunci pelayanan publik adalah motivasi kerja aparatur sipil negara, sehingga kompetensi ASN akan ditingkatkan agar maksimal melayani masyarakat karena memiliki prinsipnya melayani, bukan dilayani masyarakat.
Kunci pelayanan publik adalah motivasi kerja aparatur sipil negara. Pemerintah sudah menyediakan tunjangan kinerja bagi para ASN untuk meningkatkan semangat pelayanan terhadap masyarakat.
Ketiga pasangan calon peserta Pilkada Jember sudah menyampaikan visi misi dan program kerja secara maksimal dalam kegiatan debat publik dan kampanye yang sudah mereka lakukan selama 71 hari, sejak 26 September hingga 5 Desember 2020.
Pengaruh debat pada pemilih
Namun, apakah debat publik tersebut mampu mempengaruhi secara signifikan terhadap pemilih dalam menentukan suaranya pada 9 Desember 2020.
Pengamat politik Universitas Jember Dr Muhammad Iqbal mengatakan dengan data sederhana hasil penelusuran jumlah youtube viewer kanal-kanal televisi yang menayangkan acara debat pertama, kedua hingga ketiga melalui streaming tiga media televisi lokal ternyata sekitar 75 ribu viewers.
Dalam daftar pemilih tetap (DPT) Pilkada Jember sekitar 1,8 juta orang, artinya jumlah viewer tiga acara debat dari kanal youtube hanya sekitar 2,5 persen saja.
Ia juga masih ragu apakah 2,5 persen penonton acara debat bisa berubah pilihannya setelah terpapar tayangan debat publik Pilkada Jember dan menurutnya sangat kecil pengaruhnya.
"Artinya, debat publik tidak signifikan untuk memengaruhi pilihan para pemilih pada pasangan calon di Pilkada Jember, meskipun sudah ada tiga putaran debat dengan tema yang berbeda," ucap pakar komunikasi itu.
Bahkan, lanjutnya, riset Mitchell Mckinney dan Benyamin R Warner mengenai empat debat kandidat Presiden Amerika Serikat dari tahun 2000 hingga 2012 menilai debat kandidat tidak memberikan efek dramatis bagi suara pasangan calon.
Iqbal mengatakan acara debat publik dari banyak studi dan survei menyebutkan bahwa tidak pernah bisa mempengaruhi suara elektoral karena umumnya publik sudah punya pilihan sebelum acara debat berlangsung.
Bahkan khusus untuk pemilih yang belum punya pilihan (undecided voters) pun, umumnya tidak terpengaruh oleh acara debat publik dan mereka lebih banyak bisa mengubah pilihan akibat penetrasi kampanye di injury time masa kampanye pilkada yang berakhir pekan ini.
Dosen Ilmu Hubungan Internasional FISIP Unej itu menjelaskan debat publik juga sama sekali tak berpengaruh pada tinggi rendahnya partisipasi pemilih untuk datang mencoblos di tempat pemungutan suara.
Menurutnya partisipasi masyarakat terutama hanya bisa dipengaruhi oleh gencar atau masif-nya sosialisasi yang efektif baik yang dilakukan oleh KPU, parpol, pasangan calon, tim sukses maupun pelibatan semua lapisan tokoh agama masyarakat.
Apalagi di masa ancaman pandemik COVID-19 di mana Jember kembali masuk zona merah atau risiko tinggi penyebaran virus Corona di hari menjelang pemungutan suara, sehingga bisa sangat besar pengaruhnya untuk menggerus angka partisipasi pemilih.
Baca juga: Pengamat: Debat publik Pilkada Jember tak sekadar urusan menang-kalah
Baca juga: Plt Bupati Jember beri sanksi tiga camat tidak netral dalam pilkada
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2020