Anggota KPU Bintan Haris Daulay, di Bintan, Minggu, menjelaskan, KM Sabuk Nusantara 80 tersebut mulai berlayar dari Pelabuhan Kijang menuju Pulau (Kecamatan Tambelan) pada Sabtu (5/12) pukul 13.00 WIB.
Setelah tiga jam perjalanan, kapal dihantam gelombang tinggi di Perairan Marapas sehingga tidak dapat melanjutkan perjalanan dan kembali ke Pelabuhan Kijang. Kapal tiba di Pelabuhan Kijang pada pukul 19.00 WIB.
"Kami mendapatkan informasi itu semalam dari pihak Pelni, kemudian mengambil langkah-langkah strategis untuk mengamankan logistik dan mendistribusikan logistik tersebut dengan cara lainnya," ujarnya.
Baca juga: KPU Ngawi distribusikan logistik Pilkada 2020
Baca juga: Ombudsman ingatkan KPU percepat distribusi logistik protokol kesehatan
Baca juga: Anggota DPR minta KPU pastikan seluruh logistik APD sampai di tiap TPS
Haris mengemukakan KPU Bintan telah memindahkan logistik Pilkada Bintan dan Kepri itu ke gudang logistik untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
KPU Bintan beserta pemerintah setempat dan pihak kepolisian telah mengambil opsi agar logistik dapat didistribusikan tepat waktu atau paling lambat H-2 pemungutan suara. Alternatif yang diambil yakni menggunakan Pesawat Susi Air untuk mendistribusikan logistik pilkada tersebut.
Rencana itu potensial dilaksanakan lantaran Tambelan sudah memiliki bandara untuk pesawat yang berukuran relatif kecil. KPU Bintan masih melakukan koordinasi dengan pihak maskapai Susi Air, termasuk membahas soal biaya distribusi dengan menggunakan pesawat itu.
Volume logistik yang didistribusikan ke Tambelan juga harus dikurangi jika menggunakan pesawat kecil. Untuk mengurangi beban logistik pilkada, KPU Bintan kemungkinan mengurangi jumlah cairan sabun dan disinfektan.
Ember yang digunakan untuk menampung air bersih juga tidak diangkut. Sementara kotak suara dalam posisi belum dirakit sehingga tidak memakan tempat.
"Sepertinya jalan satu-satunya harus menggunakan pesawat untuk mendistribusikan logistik pilkada tersebut karena waktunya sudah sangat dekat. Kalau menggunakan kapal memakan waktu selama sehari," ujarnya.
Pewarta: Nikolas Panama
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2020