“Jadi pemasangan material pohon kelapa ini guna mengatasi arus transportasi masyarakat yang terputus sejak Jumat (4/12) lalu,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Aceh Tenggara Hasbi yang dihubungi dari Meulaboh, Ahad sore.
Menurutnya, penggunaan pohon kelapa tersebut diharapkan dapat membantu akses transportasi masyarakat di ruas jalan provinsi tersebut, sambil menunggu perbaikan dari Pemerintah Aceh secara permanen nantinya.
Pihaknya berharap, dengan penanganan tersebut arus transportasi antar kabupaten di jalur tengah Provinsi Aceh tersebut dapat segera lancar seperti semula.
Baca juga: Banjir putuskan satu jembatan di Aceh Tenggara, delapan desa terisolir
Baca juga: Aceh Tenggara siaga 16 titik DAS berpotensi banjir
Selain itu, sepanjang Ahad juga sudah mulai dilakukan upaya pembersihan material longsor, yang disebabkan tingginya curah hujan yang melanda kawasan tersebut sejak dua hari terakhir.
Pembersihan tersebut menggunakan satu unit alat berat jenis escavator, masing-masing di lokasi di Kecamatan Badar dan Desa Rapat Batu Nunggul, Kecamatan Lawe Alas, Kabupaten Aceh Tenggara.
“Jadi alat berat kita kerahkan ke lokasi longsor, untuk membersihkan sedimentasi longsor yang berada di sekitar pemukiman masyarakat dan jalan raya,” kata Hasbi menambahkan.
Pihaknya berharap tingginya guyuran hujan lebat di daerah ini dapat segera berkurang, sehingga diharapkan musibah serupa tidak terjadi lagi di masyarakat setempat.
“Kalau curah hujan sudah mulai berkurang, seperti saat ini sudah mulai kita lakukan pembersihan. Masyarakat yang mengungsi sampai saat ini juga belum ada,” demikian Hasbi.*
Baca juga: 48 rumah di Aceh Tenggara rusak diterjang banjir bandang
Baca juga: BMKG: Barat-selatan dilanda tekanan rendah di tenggara Aceh
Pewarta: Teuku Dedi Iskandar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020