"Pilkada Surakarta, potretnya jalan tol buat Gibran-Teguh," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari saat rilis survei berjudul "Tiga Potret Nasib Dinasti Politik di Pilkada 2020" secara daring, Senin.
Indo Barometer melakukan survei pilkada di tiga kota, yakni Surakarta, Medan, dan Tangerang Selatan yang menjadi perhatian karena dinasti politik nasional berpartisipasi.
Baca juga: KPU tetapkan Gibran-Teguh dan Bajo calon Pilkada Surakarta
Pilkada Surakarta diikuti oleh Gibran sebagai calon wali kota yang notabene anak Presiden Joko Widodo, berpasangan dengan Teguh Prakosa. Lawannya, pasangan Bagyo Wahyono-Suparjo Fransiskus Xaverius.
Qodari menyebutkan secara elektabilitas Gibran-Teguh jauh lebih unggul ketimbang rivalnya, Bagyo-Suparjo sehingga diprediksi akan mulus melenggang menang.
Elektabilitas calon wali kota, yakni Gibran Rakabuming Raka (65,3 persen) sementara Bagyo Wahyono (4,5 persen). Kemudian, elektabilitas calon wakil wali kota, Teguh Prakosa (58,5 persen), sedangkan Suparjo Fransiskus Xaverius (1,5 persen).
"Elektabilitas pasangan calon, Gibran-Teguh (67,8 persen), sedangkan Bagyo-Suparjo (4,0 persen)," ujarnya.
Menurut dia, Gibran secara konsisten unggul dalam berbagai variabel yang berpengaruh dalam pilkada, sebagaimana terekam dalam survei, yakni tingkat pengenalan, tingkat kesukaan, penilaian kepribadian, penilaian kemampuan, dan alasan memilih.
Baca juga: KPU Surakarta tetapkan 418.283 DPT Pilkada 2020
Bahkan, kata dia, tingkat kepuasan pada Jokowi saat menjabat Wali Kota Surakarta dan kepuasan kepada Jokowi sebagai Presiden RI.
"Gibran juga diuntungkan oleh tiga latar belakang politik di Kota Surakarta di mana PDI Perjuangan unggul sangat dominan dalam Pemilu Legislatif 2014 dan 2019, calon gubernur PDI Perjuangan unggul di Pilkada Gubernur Jateng 2013 dan 2018," katanya.
Selain itu, kata dia, Jokowi, calon presiden asal PDI Perjuangan yang juga ayah kandung Gibran menang telak di Pilpres 2014 dan 2019.
Survei tersebut dilaksanakan di tiga kota, yakni Surakarta, Medan, dan Tangerang Selatan secara terpisah. Untuk Surakarta, periode survei 20-25 November 2020.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka responden dengan menggunakan kuesioner, dengan jumlah responden di tiap kota sebanyak 400 responden.
Baca juga: Pilkada Surakarta, Gibran-Teguh komitmen taati protokol kesehatan
Survei tersebut memiliki "margin of error" kurang lebih 4,9 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen, dengan metode penarikan sampel yang digunakan adalah "multistage random sampling".
Responden adalah warga negara Indonesia di Kota Surakarta, Medan, dan Tangerang Selatan dan sudah mempunyai hak pilih berdasarkan peraturan yang berlaku, dan survei dibiayai sendiri oleh Indo Barometer.
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2020