"Berkebalikan dengan situasi Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa di Surakarta yang potretnya jalan tol, kalau Bobby-Aulia di Medan lewat jalur 'off road'," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari saat rilis survei berjudul "Tiga Potret Nasib Dinasti Politik di Pilkada 2020" secara daring, Senin.
Indo Barometer melakukan survei pilkada di tiga kota, yakni Surakarta, Medan, dan Tangerang Selatan yang menjadi perhatian karena dinasti politik nasional berpartisipasi.
Baca juga: Indo Barometer: Pilkada Surakarta seperti jalan tol buat Gibran-Teguh
Pilkada Medan, diikuti M Bobby Afif Nasution yang merupakan menantu Presiden Joko Widodo, sebagai calon wali kota, berpasangan dengan Aulia Rachman.
Qodari mengingatkan pasangan nomor urut 2 di Pilkada Medan, Bobby-Aulia berhadapan dengan dua tantangan besar, yakni pertama apatisme pemilih di Kota Medan.
Kedua, berhadapan dengan petahana yang jauh lebih senior dalam berpolitik, yakni Akhyar Nasution yang berpasangan dengan Salman Alfarisi.
Tantangan pertama, kata dia, ditunjukkan oleh rendahnya partisipasi pemilih di Kota Medan yang cuma 25,3 persen saja pada Pilkada 2015, sedangkan pada putaran pertama Pilkada Medan 2010 tercatat partisipasi sekitar 35 persen saja.
"Ini rekor partisipasi pilkada paling rendah se-Indonesia," katanya.
Baca juga: KPUD Medan terapkan prokes secara ketat saat pencoblosan
Menurut dia, potensi partisipasi rendah tercermin dari banyaknya responden survei yang menjawab rahasia atau belum memutuskan.
Tantangan kedua, kata dia, tercermin dari elektabilitas calon Wali Kota Medan yang belum terkonsolidasi karena banyak yang menjawab rahasia dan belum memutuskan.
Hasil survei elektabilitas calon wali kota, Bobby (32,8 persen) dan Akhyar (10,0 persen), sementara rahasia (27,8 persen), belum memutuskan (27,3 persen), dan tidak tahu atau tidak jawab (2,3 persen).
Elektabilitas calon wakil wali kota, yakni Aulia (27,3 persen) dan Salman Alfarisi (8,8 persen), sementara rahasia (28,3 persen), belum memutuskan (32,0 persen), dan tidak tahu atau tidak jawab (3,3 persen).
Dari elektabilitas pasangan calon, yakni Bobby-Aulia (32,0 persen) dan Akhyar-Salman Alfarisi (9,8 persen), sementara rahasia (27,5 persen), belum memutuskan (28,5 persen), dan tidak tahu atau tidak jawab (2.3 persen).
Baca juga: KPU Medan siapkan bilik khusus di setiap TPS
"Bobby Nasution dan Akhyar Nasution saling berbagi keunggulan walau Bobby relatif lebih. Bobby unggul dalam tingkat pengenalan, tingkat kesukaan, penilaian kemampuan, alasan memilih, kepuasan pada petahana yang rendah, dan kepuasan kepada Jokowi sebagai Presiden RI yang cukup baik," katanya.
Namun, kata dia, Bobby kurang diuntungkan oleh latar belakang politik di Kota Medan karena PDI Perjuangan bukan partai dominan dalam Pemilu Legislatif 2014 dan 2019, sementara calon gubernur PDI Perjuangan kalah di Pilkada Gubernur 2013 dan 2018, serta calon presiden PDI Perjuangan juga kalah di Pilpres 2014 dan 2019.
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2020