Dosen Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia (UI), Titis Wahyuni mendorong terbukanya peluang jaringan usaha dan kerja sama koperasi di Kota Depok, Jawa Barat, agar koperasi dapat terus beroperasi serta meningkatkan daya saing dan produktivitas dalam masa pandemi COVID-19.Koperasi merupakan badan usaha yang menjadi kekuatan ekonomi rakyat. Untuk itulah program pengmas ini sangat penting bagi koperasi untuk terus berkembang, produktif dan berdaya saing agar dapat bertahan di masa pandemi.
"Koperasi merupakan badan usaha yang menjadi kekuatan ekonomi rakyat. Untuk itulah program pengmas ini sangat penting bagi koperasi untuk terus berkembang, produktif dan berdaya saing agar dapat bertahan di masa pandemi," kata Titis Wahyuni di Depok, Selasa.
Menurut Titis, berdasarkan data dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota Depok, saat ini terdapat lebih kurang 71 koperasi konsumen di Depok yang memiliki toko dengan berbagai skala.
Baca juga: Pemerintah perlu libatkan koperasi dalam penyaluran dana PEN
Koperasi tersebut menjalankan pengadaan barang dagangan secara mandiri, sehingga menyebabkan harga kurang bersaing. Sebagian besar proses transaksi masih dilakukan secara kredit, sehingga menyebabkan kegiatan perdagangan tidak berjalan lancar.
Menurut Titis, pertumbuhan minimarket berjaringan yang sangat pesat di Kota Depok, turut menjadi ancaman bagi usaha mikro dan kecil, termasuk koperasi konsumen.
Berangkat dari permasalahan dan tantangan tersebut, Titis berupaya menjalankan kegiatan pengabdian masyarakat (pengmas) dengan menyasar para pengurus koperasi konsumen. Salah satu caranya adalah dengan membentuk jaringan usaha dan kerja sama koperasi.
Baca juga: Menkop UKM ingin dorong koperasi jadi pilihan kegiatan usaha publik
Untuk itu Vokasi UI mengadakan Seminar Series bagi lembaga koperasi konsumen di Kota Depok. Titis berkolaborasi dengan Andi Kuswandi, S.E, Kepala Bidang Pengawasan dan Bina Usaha Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota Depok.
Para pengurus koperasi juga diberikan pelatihan untuk memperoleh barang dagang dengan harga bersaing, sehingga harga jual ke konsumen menjadi lebih murah.
Dalam paparan materi, Andi Kuswandi mengatakan untuk meningkatkan daya saing koperasi, saat ini sudah terbentuk jaringan usaha dan kerja sama koperasi yang bergerak di bidang perdagangan ritel dalam bentuk minimarket atau toko koperasi dengan sistem pelayanan mandiri serta menjual berbagai jenis barang secara eceran.
Jaringan tersebut dikenal dengan merek Decomart. Pengadaan barang dagangan pada minimarket dan atau toko koperasi dan atau warung koperasi disediakan melalui Pusat Distribusi (Distribution Centre) yang dimiliki oleh Koperasi dan telah ditetapkan oleh Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, UMKM binaan Pemerintah Kota Depok, atau sumber lainnya.
Andi Kuswandi berharap dengan membentuk jaringan usaha dan kerjasama ini maka daya saing koperasi akan semakin meningkat. Koperasi-koperasi ini harus bekerja sama agar dapat tumbuh, berkembang dan meningkatkan daya saing.
Selanjutnya, pada rangkaian seminar online kedua, para peserta diberikan arahan dan bimbingan untuk mengembangkan bisnis dengan platform digital.
"Kami memperkenalkan kembali platform yang sudah ada dan dikenal masyarakat seperti menggunakan Facebook, Instagram dan juga marketplace, seperti Tokopedia, Shopee dan lainnya yang dapat dimanfaatkan untuk pemasaran produk dagangan. Koperasi konsumen tidak disarankan untuk membangun marketplace sendiri karena membutuhkan biaya yang sangat besar untuk sampai dikenal pelanggan," kata Titis.
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020