Suku Dinas Sumber Daya Air (Sudin SDA) Kota Jakarta Selatan telah menyelesaikan pembuatan 157 sumur resapan selama periode Januari hingga November 2020.sebagai salah satu upaya mengantisipasi genangan dan banjir di wilayah Jakarta Selatan
Kepala Sudin SDA Jakarta Selatan Mustajab, Rabu, mengatakan pembuatan sumur resapan sebagai salah satu upaya mengantisipasi genangan dan banjir di wilayah Jakarta Selatan.
"Dari Januari sampai November 2020 total sudah dikerjakan 157 sumur resapan, tersebar di sembilan kecamatan di Jakarta Selatan," kata Mustajab.
Mustajab merincikan, 157 sumur resapan tersebut paling banyak terdapat di Kecamatan Pesanggrahan sebanyak 48 unit, lalu di Pasar Minggu ada 27 sumur resapan, Jagakarsa ada 24 sumur resapan, Cilandak 15 sumur resapan, Kebayoran Lama ada 13 sumur resapan, Kebayoran Baru 12 sumur resapan, empat di Kecamatan Tebet, dan tiga di Kecamatan Pancoran.
Dari 10 kecamatan yang ada di Kota Jakarta Selatan, sumur resapan baru dapat dikerjakan di sembilan kecamatan.
"Kecamatan Setiabudi sulit untuk mencari lahan pembuatan sumur resapan," kata Mustajab.
Secara teknis, sumur resapan yang dikerjakan oleh Sudin SDA Jakarta Selatan memiliki spesifikasi bahan dan material berupa buis beton dan penyaring menggunakan batu split dan ijuk.
Memiliki kedalaman 2,2 meter hingga 3 meter dengan volume tampung air berkisar antara 1,73 hingga 2,36 meter kubik.
Mustajab menyebutkan masih tersisa 43 sumur resapan lagi yang harus dikerjakan, sesuai dengan target pengerjaan tahun 2020 sebanyak 200 sumur resapan.
Namun, lanjut dia, karena kendala cuaca dan faktor lainnya, saat ini sisa pengerjaan sumur resapan belum bisa dilaksanakan.
"Tahun depan akan terus dilanjutkan pengerjaan pembuatan sumur resapan," kata Mustajab.
Baca juga: DKI Jakarta telah miliki 3.000 drainase vertikal
Selain membuat sumur resapan, upaya untuk mencegah banjir dan genangan yang dilakukan oleh Sudin SDA Jakarta Selatan adalah menguras saluran, danau, embung, kali dan saluran penghubung.
Menurut Mustajab, sampai saat ini kegiatan pengurasan tersebut masih terus dikerjakan supaya kapasitas daya tampung air kala musim hujan bisa lebih besar lagi.
Sebelumnya, pada bulan Oktober 2020 lalu, Wakil Wali Kota Jakarta Selatan Isnawa Adji telah mengingatkan setiap pemilik bangunan di wilayah Jakarta Selatan untuk memenuhi kewajibannya membuat sumur resapan di lingkungannya.
Baca juga: Jaktim butuh 30 drainase vertikal untuk bebaskan jalan dari genangan
"Ada kewajiban pemilik bangunan membangun sumur resapan, kita harus mengingatkan akan kewajiban mereka. Jangan di 'php' (pemberi harapan palsu), setelah izin keluar tidak memenuhi kewajiban mereka," kata Insawa.
Isnawa meminta para camat dan lurah untuk membuat ringkasan bangunan-bangunan yang menjadi langganan banjir di wilayahnya.
Selanjutnya dilakukan pemetaan apakah pemilik bangunan di lokasi tersebut sudah membuat sumur resapan atau belum. Karena disinyalir, genangan yang terjadi karena bangunan tersebut tidak membuat sumur resapan.
Isnawa juga mengatakan pihaknya menyiapkan tim yang akan membantu masyarakat dan pemilik bangunan untuk membuat sumur resapan.
Baca juga: DKI maksimalkan pompa hingga sumur resapan untuk kendalikan banjir
"Tim bisa memberikan bantuan data, spesifikasi vertikal drainase, tapi ada tukang yang berkompeten. Jangan sampai sumur sudah dibuat tapi tidak berguna," kata Isnawa.
Asisten Ekonomi Pembangunan Mukhlisin menambahkan, saat ini di wilayah Jakarta Selatan baru tersedia 500 an sumur resapan.
Jumlah tersebut masih jauh dari angka yang di targetkan sebanyak ratusan ribu sumur resapan untuk wilayah Jakarta Selatan.
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020