Atalanta finis di urutan kedua dengan koleksi 11 poin, dua poin di belakang Liverpool yang sejak pekan lalu sudah memastikan diri sebagai juara Grup D, sedangkan Ajax (7) yang harus rela lungsur ke babak 32 besar Liga Europa, demikian catatan laman resmi UEFA.
Raihan itu menjaga tren gemilang Atalanta yang baru dua musim ini tampil di Liga Champions, ketika musim lalu tampil mengejutkan sebagai tim debutan meski harus gugur di perempat final kala melawan Paris Saint-Germain. Nasib terbalik dengan Ajax yang dalam dua musim terakhir gagal lolos ke fase gugur.
Baca juga: Begini skenario perebutan sisa tiket babak gugur Liga Champions
Sejak sepak mula, kedua tim yang membutuhkan kemenangan untuk lolos ke babak 32 besar langsung memeragakan permainan terbuka. Baik Ajax maupun Atalanta sama-sama mengandalkan kecepatan di kedua sayapnya.
Lini tengah menjadi arena pertarungan ketat bagi kedua tim untuk merancang serangan. Terjadi silih ganti serangan, namun bola selalu mental kala memasuki lini pertahanan masing-masing.
Ajax maupun Atalanta yang tahu lawannya pasti akan memaksimalkan serangan balik cepat, sama-sama menerapkan garis pertahanan tinggi. Gian Pierro Gasperini juga tak memerintahkan Robin Gosens maupun Hans Hateboer bermain menyerang dan lebih banyak membantu pertahanan, seolah mencari hasil imbang.
Tak ada peluang berbahaya tercipta pada babak pertama. Satu-satunya peluang mengancam hanya sundulan penyerang Ajax Brian Brobbey di penghujung laga dan itupun masih terlalu lemah.
Baca juga: Atalanta hampir dipermalukan Midtjylland di kandang sendiri
Baca juga: Gasperini merasa lini depannya kelelahan sehingga kalah dari Verona
Pada babak kedua kendali permainan tak banyak berubah. Kedua tim masih sulit untuk membongkar lini pertahanan masing-masing. Namun sejak memasuki menit ke-60, Atalanta berhasil menarik gelandang Ajax untuk lebih maju. Hasilnya, Duvan Zapata dan kawan-kawan mulai bisa merangsek ke kotak penalti Ajax.
Kiper Andre Onana melakukan penyelamatan gemilang untuk menyelamatkan gawang Ajax dari ancaman Matteo Pessina pada menit ke-67, yang berawal dari kesalahannya sendiri. Tinjuan tak sempurna Onana hasil tendangan sudut bola mengarah ke Pessina yang langsung melepaskan sepakan voli. Beruntung, bola masih mengarah ke tengah dan tertahan badan Onana.
Tak lama berselang, gelandang Ajax Davy Klaanseen membuang peluang emas pada menit-75. Ia yang tinggal berhadapan dengan kiper Pierluigi Golini malah melepaskan sepakan lemah, peluang kembali mental.
Petaka bagi Ajax yang harus menyelesaikan laga dengan 10 pemain pada menit 79. Ryan Gravenberch mendapat kartu kuning kedua dalam pertandingan kali ini.
Keunggulan jumlah pemain itu dimaksimalkan betul Atalanta untuk memecah kebuntuan pada menit ke-84. Menerima umpan terobosan Remo Freuler, Luis Muriel yang berdiri bebas melewati kiper Andre Onana dan menyelesaikannya dengan tendangan mendatar.
Ajax mulai mengurung di sisa waktu yang ada, namun rapatnya lini barisan Atalanta membuat serangan selalu mudah dipatahkan. Hingga bubaran skor berakhir 1-0 untuk kemenangan Atalanta.
Baca juga: PSG puncaki klasemen akhir Grup H seusai hajar Basaksehir 5-1
Baca juga: Leipzig kirim Manchester United ke Liga Europa
Baca juga: Ronaldo antar Juventus tuntaskan revans atas Barcelona
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2020