Film berperan dalam pembentukan karakter bangsa

10 Desember 2020 16:10 WIB
Film berperan dalam pembentukan karakter bangsa
Direktur Utama Perum Perusahaan Film Negara (PFN) dalam acara talkshow Vital Voices Festival (VVF) 2020 di Jakarta, Kamis (10/12/2020) (ANTARA/Maria Cicilia Galuh)
Hari keenam Vital Voices Festival (VVF) 2020 yang diselenggarakan oleh Perum Perusahaan Film Negara (PFN), membahas tentang "Peran Produksi Film dan Konten oleh Negara dalam Rangka Pembentukan Karakter Bangsa untuk Mewujudkan Ketahanan Negara".

Diskusi terbuka ini dihadiri oleh Direktur Utama Perum PFN, Judith J Dipodiputro, Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, Anggota Komisi I DPR RI, Muhammad Farhan, Wakil Ketua Badan Perfilman Indonesia (BPI), Dewi Umaya dan sejumlah pakar lainnya. Dalam kesempatan jni peserta diskusi menyatakan pandangannya akan peran penting film dan membentuk karakter kebangsaan.

Dalam sambutannya, Lestari Moerdijat mengatakan bahwa film adalah medium komunikasi yang sangat luwes untuk menyampaikan gagasan-gagasan tentang ideologi bangsa. Hal ini juga dapat dimanfaatkan untuk menyebarkan nilai-nilai Pancasila yang mudah dipahami masyarakat.

Baca juga: Perum PFN gelar Content Every Think #15, belajar soal kepemimpinan

"Film berperan dalam pembentukan karakter dan dapat berkomunikasi maksimal khususnya pada anak muda. Dengan kritisnya anak-anak muda saat ini, maka diperlukan cara komunikasi baru dan seperti diketahui film saat ini diketahui jadi salah satu bahasa untuk berkomunikasi termasuk pada anak di bawah umur," ujar Lestari dalam VVF 2020, Kamis.

Hal yang sama juga diutarakan oleh Muhamad Farhan yang mengatakan bahwa masyarakat Indonesia khususnya anak muda saat ini lebih tertarik dengan film-film karya sineas lokal. Selain ceritanya yang menarik, film Indonesia juga lebih relevan dengan kehidupan sehari-hari.

"Saya kasih film-film 'Starwars' ke anak saya, dia suka sekali tapi makin ke sini anak saya kurang suka karena 'Starwars' enggak related. Ketika anak saya nonton film-filmnya Ernest (Ernest Prakasa) 'Susah Sinyal', 'Cek Toko Sebelah', dia suka karena ceritanya related dengan kehidupan orang Indonesia," kata Farhan.

Sementara itu, Judith J Dipodiputro mengatakan saat ini tantangan yang dihadapi oleh industri film dan konten adalah keterlibatan berbagai pihak untuk saling membantu dan bahu-membahu dalam memperkuat perfilman Indonesia.

"Dukungan dari stakeholder untuk memproduksi film dan konten yang membangkitkan cinta dan penghargaan terhadap sejarah, budaya, bangsa dan negara Indonesia. Tantangannya adalah agar substansi itu bisa kita transformasikan untuk jadi sesuatu yang sustainable," kata Judith.

Baca juga: Vital Voices Festival angkat peran wanita dalam pemulihan ekonomi

Baca juga: PFN gelar Vital Voices Festival 2020 pacu industri kreatif film

Baca juga: Perum PFN siap bertransformasi dorong konten lokal menuju global

 

Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020