Lakon baru ini merupakan salah satu program dari inisiatif #DigitalisasiKoma, sebagai upaya kreatif menyajikan karya secara virtual, seperti pementasan di sanggar, lagu-lagu pentas dalam versi video musik, dan pemutaran pentas lawas, agar para penikmat seni tetap bisa menyaksikan pertunjukan dari rumah selama masa pandemi.
Baca juga: Budayawan: Protokol kesehatan harus menjadi tren
Baca juga: Pertunjukan teater "Sie Jin Kwie" besok tayang di YouTube
Berbeda dari pertunjukan Teater Koma biasanya yang bisa menghabiskan waktu 3-4 jam, "Cinta Semesta" ini hanya berdurasi 99 menit. Konsep secara teknisnya pun telah disesuaikan agar nyaman disaksikan oleh penonton melalui ponsel, PC atau TV.
"Saya berdiskusi banyak dengan mas Dika (Wakil Pimpinan Produksi Teater Koma) dan tim multimedia. Karena jangan sampai kita di daring, terus di video kan formatnya jadi kayak pertunjukan sinetron," kata sutradara "Cinta Semesta", Idries Pulungan dalam media preview "Cinta Semesta", Kamis.
"Konsepnya kita bahwa format panggungnya harus jelas banget, itu yang kemudian apa boleh buat sampai ada 11 kamera untuk mengekspos angle-angle gambar," ujar Idries melanjutkan.
Teater Koma juga mengikuti standar protokol kesehatan yang ada, oleh karenanya mereka tidak melibatkan banyak pemain.
"Cinta Semesta" sendiri merupakan bagian akhir dari naskah trilogi "Gemintang" yang sudah dipentaskan pada tahun 2018. Sedangkan untuk sekuel kedua, Idries mengatakan belum berencana untuk diproduksi.
"Cinta Semesta" berkisah tentang percintaan antara seorang manusia bernama Arjuna dan alien bernama Sumbadra dari galaksi yang letaknya di ujung semesta.
Kisah berawal di Observatorium Bosscha Lembang, dua ilmuwan tua bernama Arjuna dan Chan Lan Nio bersiap-siap menyambut kedatangan seorang tamu istimewa. Dia adalah Sri Ratu Saspikaraturnakasih dari Planet Pispakanakasssuah, didampingi penasehat sekaligus pengawal pribadinya, Ababakababa.
Sang Ratu datang untuk menyampaikan pesan bagi Arjuna, bahwa Sumbadra, wanita dari planet Ssumvitphphpah yang dicintai Arjuna, mungkin akan datang lagi ke Bumi.
Mengangkat latar belakang planet lain dan alien, Teater Koma menggunakan beberapa bahasa isyarat. Namun Idries menekankan bahwa bahasa isyarat yang ada pada pertunjukan ini bukan untuk teman-teman tunarungu.
Untuk dapat menyaksikan pertunjukan "Cinta Semesta", tiket dijual dengan harga Rp75 ribu. Pementasan pada hari Sabtu, 12 Desember, dilaksanakan sebanyak dua kali yakni pada pukul 13.00 dan 19.30 WIB. Sedangkan Minggu, 13 Desember pada pukul 19.30 WIB.
Baca juga: Teater Koma mundurkan jadwal pentas "Sampek Engtay" akibat corona
Baca juga: Teater Koma pentaskan "J.J Sampah-Sampah Kota " versi masa kini
Baca juga: Kembali ke panggung teater, Slamet Rahardjo seperti pulang kampung
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020