"Pendistribusian Instalasi Pengolahan Air (IPA) Lhoknibong belum normal. Kondisi ini akibat banjir dan faktor alam lainnya, dimana air baku permukaan atau air sungai dengan debit yang besar," kata Direktur PDAM Tirta Persada Aceh Timur Iskandar, Kamis.
Dia melanjutkan meluapnya Daerah Aliran Singai (DAS) Arakundo menjadi penyebab utama macetnya pendistribusian air bersih ke pelanggan di sejumlah kecamatan, seperti Lhoknibong, Julok, Nurussalam, Idi Cut dan Idi Rayeuk.
"Di saat meluap sungai, maka panel pompa sumur intake tenggelam, bahkan salah satu pompa intake mengalami kemacetan akibat endapan lumpur dan sampah," katanya, menjelaskan.
Baca juga: 2.066 jiwa masih mengungsi akibat banjir di Aceh Timur
Baca juga: Korban banjir di Aceh Utara keluhkan gatal-gatal dan ISPA
Di sisi lain, aliran listrik juga mengalami pemadaman di lokasi instalasi pengolahan air, sehingga juga berdampak terhadap terhentinya pendistribusian air.
"Kondisi yang sama juga terjadi di PDAM Cabang Peureulak, dimana pendistribusian juga macet akibat luapan sungai dan banjir. Tapi dalam dua hari ini akan normal kembali menyusul surutnya banjir," kata Iskandar.
Dia menambahkan sejak Senin (7/12) malam, distribusi air bersih di PDAM Tirta Persada Cabang Peureulak dan PDAM Cabang Lhoknibong telah dihidupkan kembali, namun masih belum merata.
"Distribusi air bersih belum merata, karena air dalam pipa belum terisi seluruhnya. Insya Allah dalam dua hari ke depan bila tidak ada kendala akan normal kembali," katanya.
Seperti diketahui, banjir luapan terjadi di Kabupaten Aceh Timur akibat curah hujan intensitas tinggi di kabupaten setempat. Ribuan rumah warga terendam, dan juga ribuan warga mengungsi serta satu remaja meninggal dunia terseret arus banjir.*
Baca juga: Air mulai surut, 18 rumah dan jembatan rusak di banjir Aceh Timur
Baca juga: Hampir 10.000 warga Aceh Timur mengungsi akibat banjir
Pewarta: Khalis Surry
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020