Jatiluwih dikenal sebagai salah satu wilayah di Bali yang memiliki sawah terasering terbesar dan penghasil beras berkualitas tinggi, serta kini sebagai objek agrowisata kelas dunia.
Menurut Mentan Syahrul, sawah terasiring Jatiluwih sangat indah dan memiliki potensi untuk menghasilkan beras khusus berkualitas tinggi yang tidak dimiliki daerah lain. Akan tetapi, potensi ini akan lebih memberikan nilai tambah dan meningkatkan daya tarik wisata yang lebih tinggi jika dikembangkan atau dikelola dengan konsep mina padi dan budaya bertani yang ada.
Baca juga: Delapan negara perwakilan tetap FAO belajar pertanian Indonesia
"Kita telah sepakat dengan Komisi IV DPR RI, pemerintah daerah dan berbagai pihak untuk kembangkan potensi Jatiluwih ini melalui tumpangsari padi-ikan, namanya mina padi dan budidaya ikan bioflok. Pola mina padi memelihara alam dengan budaya yang bagus dan membuat pariwisata semakin menarik," kata Mentan melalui keterangan diterima di Jakarta, Jumat.
Ia menjelaskan untuk memelihara sumber daya alam yang dimiliki Jatiluwih, intervensi yang dilakukan oleh pemerintah tidak hanya mina padi tapi juga dengan pengembangan ternak dan penanaman komoditas buah-buahan, serta perkebunan seperti kelapa.
Selain itu, Syahrul menekankan tidak boleh ada alih fungsi lahan agar Jatiluwih sebagai warisan budaya dunia semakin terjaga.
Baca juga: FAO : mina padi Sleman inovasi sukses pertanian tradisional
"Artinya rakyat tidak hanya dapat hasil pertanian khususnya padi, tetapi juga nilai dari pariwisatanya. Saya berharap Jatiluwih ini menjadi landmark yang paling kuat ke depannya. Nilai budaya kita harus jaga dan tidak boleh ada alih fungsi lahan," kata Syahrul.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, I Made Urip mengapresiasi upaya Kementan dalam melakukan pengembangan Jatiluwih sehingga memiliki nilai tambah yang lebih dalam meningkatkan produksi pangan dan wisata.
Pengembangan mina padi merupakan upaya yang tepat karena sudah berhasil dikembangkan di daerah Sleman.
"Mina padi mudah-mudahan bisa menjadi contoh pembudidayaan yang dikolaborasikan dengan wisata," kata I Made Urip.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi menambahkan sistem budidaya mina padi merupakan implementasi pola pertanian terpadu (integrated farming). Ini merupakan salah satu langkah nyata Kementan menyiapkan peningkatan ketersediaan pangan di era pandemi Covid-19 dan ketersediaan pangan ke depannya.
"Kementan sangat serius mendorong pengembangan pola integrated farming ini melalui pemberian bantuan KUR, bantuan bibit dan sarana produksinya lainya. Pola ini menjadi model untuk dikembangkan di berbagai daerah sehingga ketahanan pangan nasional dan di Jatiluwih tentu meningkatkan gairah di sektor pariwisatanya," kata Suwandi.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020