Jalur Rempah bukan sekedar sebagai akses pertukaran niaga, tetapi juga membawa serta gagasan, pengetahuan, seni dan budaya di sepanjang rute perjalanan dari ujung paling timur kepulauan Indonesia melewati selat Malaka sampai Afrika, Timur Tengah dan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Ditjen Kebudayaan meluncurkan secara resmi laman Jalur Rempah Nusantara.
“Kebaharian Nusantara menjadi jejak sejarah yang mana berkembangnya pelayaran dan perdagangan dipicu oleh komoditi unggulannya yakni rempah-rempah. Jejak tersebut yang membentuk Jalur Rempah, sebuah jalur abstrak tetapi nyata; di laut dan di darat,” ujar Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid, di Jakarta, Jumat.
Dalam kesempatan itu, Kemendikbud juga menggelar Anugerah Karya Budaya Rempah Nusantara, sebuah ajang penganugerahan penghargaan kepada para pemenang kompetisi visualisasi Jalur Rempah dalam bentuk poster, animasi dan komik.
Jalur Rempah telah menjadi simpul peradaban bahari Nusantara, jalur kebudayaan dan peradaban yang bukan sekedar sebagai akses pertukaran niaga, tetapi juga membawa serta gagasan, pengetahuan, seni dan budaya di sepanjang rute perjalanan dari ujung paling timur kepulauan Indonesia melewati selat Malaka sampai Afrika, Timur Tengah dan Eropa.
Oleh karena itu, Kemendikbud bersama Komite Jalur Rempah meluncurkan laman Jalur Rempah, sebuah platform digital yang tidak hanya dapat mempersatukan beragam gagasan, pemikiran dan informasi namun juga menjadi media pendidikan bagi masyarakat Indonesia. Laman tersebut dapat diakses melalui laman https://jalurrempah.kemdikbud.go.id.
Hilmar juga menyampaikan Selamat Hari Nusantara yang jatuh pada tanggal 13 Desember mendatang, yang mana pada 2020 mengangkat tema “Budaya Bahari Demi Peningkatan Ekonomi Era Digital”.
Baca juga: Indonesia segera usulkan Jalur Rempah sebagai warisan dunia
“Selamat dan penghargaan tinggi juga saya sampaikan kepada seluruh pemenang Anugerah Karya Budaya Rempah Nusantara, semoga karya-karya yang kalian semua torehkan menjadi perangkat komunikasi Jalur Rempah yang kekinian dan strategis serta mampu menjangkau audiens yang lebih luas,” kata dia.
Sementara itu, Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Restu Gunawan mengucapkan selamat atas diluncurkannya secara resmi webiste Jalur Rempah.
“Kami berharap website ini dapat mewujud sebagai media informasi yang ke depannya bisa dikembangkan sebagai platform digital bagi seluruh pemangku kepentingan terkait budaya rempah Nusantara,” kata Restu.
Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, kata Restu, sebagai inisiator terbentuknya jejaring dan ekosistem budaya rempah Nusantara berharap laman itu dapat menjadi media edukasi dan informasi yang memperkaya, sekaligus memberikan inspirasi khususnya bagi generasi milenial untuk semakin mencintai budayanya, meneguhkan dan menguatkan jati diri bangsa.
Restu juga mengungkapkan bahwa laman itu sebagai bagian dari ikhtiar dan kerja besar untuk menyampaikan pesan kepada dunia bahwa jalur rempah sebagai jalur budaya dari Indonesia yang telah menghangatkan dunia dan layak mendapatkan pengakuan dari UNESCO.
Salah satu agenda pentingnya adalah untuk mendapatkan pengakuan UNESCO akan Jalur Rempah sebagai Warisan Dunia (World Heritage) untuk memperkuat diplomasi Indonesia, sekaligus meneguhkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Baca juga: Kemendikbud : Jalur Rempah sejarah yang tidak boleh ditelan zaman
Ketua Komite Program Jalur Rempah, Kemendikbud, Ananto Kusuma Seta, menambahkan bahwa langkah-langkah pengembangan dan pemanfaatan sejarah budaya rempah dalam berbagai bentuk kegiatan telah dilakukan bersama dengan berbagai pihak seperti Unit Pelaksana Teknis, pemerintah daerah, lembaga kemasyarakatan, komunitas, serta pemangku kepentingan lainnya.
“Bermacam aktivitas, mulai dari pelatihan, mengoptimalkan produksi dan kualitas, pemasaran, serta penggunaannya dalam industri kesehatan dan kecantikan, kuliner, pariwisata dan lainnya, dilakukan. Tujuannya jelas, yaitu bagaimana spirit kejayaan rempah-rempah bisa hidup kembali menjadi nilai dan gaya hidup dalam masyarakat. Wujudnya bisa terjawantahkan dalam bentuk pemberdayaan komunitas budaya rempah, pengembangan eduwisata jalur rempah, hingga pertunjukan seni, gastronomi, pengetahuan dan pengobatan tradisional, workshop, dan lainnya,” kata Ananto.
Niatan itu menjadi sebuah rancang bangun awal bangkitnya kepedulian masyarakat terhadap budaya rempah dalam rangka membangun masa depan bangsa yang lebih baik. Jalur Rempah tidak hanya bagian dari sejarah masa lalu, tapi juga menjadi kekuatan masa kini dan mendatang.
Baca juga: Pemerintah gencarkan promosi Jalur Rempah sebagai warisan budaya
Pewarta: Indriani
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020