"Artinya, ada pembatasan jadi harus ada penambahan TPS (tempat pemilihan suara). Tapi anggaran yang kita siapkan untuk menggelar pilkades seperti tidak ada pandemi," katanya di Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Minggu (13/12).
Menurutnya, pada pilkades yang digelar 20 Desember 2020 itu, TPS disebar ke beberapa titik di setiap desa, berbeda dengan kondisi sebelumnya yang hanya satu TPS setiap desa.
Baca juga: Jelang Pilkades di Bogor, Bupati minta edukasi masif soal prokes
Baca juga: 88 Desa di Bogor tetap laksanakan Pilkades tahun ini
"Untuk menghindari kerumunan. Paling banyak 500 orang per TPS. Jadi harus dibagi ke beberapa titik di setiap desanya. Karena seperti di Desa Bojonggede itu 32.250 orang yang masuk daftar pemilih," kata Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Bogor itu.
Kebijakan penerapan protokol kesehatan secara ketat saat pilkades itu dikeluarkan setelah Ade Yasin mengikuti rapat koordinasi dalam persiapan Pilkades Serentak 2020 bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri).
"Memang pesannya harus ada protokol kesehatan secara ketat selama pelaksanaan pilkades," kata Ade Yasin.
Pemkab Bogor telah menyiapkan anggaran penyelenggaraan Pilkades Serentak 2020 sebesar Rp20 miliar dalam APBD Perubahan 2020.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Kabupaten Bogor Renaldy Yushab Fiansyah mengatakan demi mengurangi kerumunan saat pemilihan, panitia pilkades juga bakal menerapkan sistem shifting.
"Misal, yang semula satu TPS 500 untuk kita kurangi jadi 250. Jadi sebagian pagi sisanya siang," tuturnya.
Baca juga: Tim Pemantau Pilkades Bogor temukan 1.027 kejanggalan
Baca juga: Bogor bersiap laksanakan Pilkades Serentak
Pilkades Serentak 2020 di Bogor diikuti 88 desa yang tersebar di 34 kecamatan. Sejauh ini, DPMD telah menyiapkan 667 TPS dengan jumlah pemilih sekitar 737 ribu orang.
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020