Walau demikian, seorang pengguna Twitter baru-baru ini mengungkapkan enam orang meninggal setelah mendapatkan suntikan vaksin Pfizer saat proses uji coba.
"Vaksin corona lebih merusak daripada Corona! Enam orang meninggal dalam uji coba vaksin Corona Pfizer. Enam orang meninggal setelah menerima vaksin uji yang diproduksi oleh perusahaan farmasi Amerika Pfizer dan perusahaan Jerman Bayon-Tech, menurut FDA. Mereka kehilangan nyawa," demikian isi narasi yang beredar di Twitter setelah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia.
Namun, benarkah enam orang itu meninggal setelah mendapatkan suntikan vaksin Pfizer?
Penjelasan:
Bloomberg dalam laporannya berjudul "Pfizer Shot Effective, Safe, FDA Staff Says Before Meeting", menyebutkan ada enam orang yang meninggal saat proses uji klinis dari 44.000 relawan vaksin Pfizer. Tapi, enam orang itu bukan meninggal akibat mendapatkan suntikan vaksin Pfizer.
Pada tahap uji klinis, sebagaimana dimuat Bloomberg, enam orang yang meninggal itu ada dalam dua kelompok berbeda, kelompok penerima vaksin dan kelompok plasebo.
"Dua dalam kelompok vaksin berusia lebih dari 55 tahun. Satu meninggal karena serangan jantung 62 hari setelah vaksinasi dan yang lainnya karena arteriosklerosis, suatu kondisi di mana pembuluh darah dapat mengeras seiring bertambahnya usia, tiga hari setelah vaksinasi," demikian disebutkan artikel tersebut.
Badan pengawas makanan dan obat-obatan Amerika Serikat (Food & Drug Administration/FDA) menyebut vaksin Pfizer aman untuk digunakan masyarakat, demikian dilansir dari berita ANTARA.
FDA pun memberikan izin penyuntikan vaksin COVID-19 yang dikembangkan Pfizer bersama mitranya dari Jerman, BioNTech. Vakin itu diklaim efektif hingga 95 persen untuk mencegah COVID-19
Klaim: Enam orang meninggal setelah disuntik vaksin Pfizer
Rating: Salah/misinformasi
Baca juga: WHO harap izin vaksin Pfizer, Moderna, AstraZeneca beberapa pekan lagi
Baca juga: WHO tinjau vaksin Pfizer untuk kemungkinan daftar penggunaan darurat
Baca juga: Penerima vaksin Pfizer alami lumpuh wajah, benarkah karena vaksin?
Pewarta: Tim JACX
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2020