• Beranda
  • Berita
  • Pencanangan 1 juta barel jadi tanda kebangkitan industri hulu migas RI

Pencanangan 1 juta barel jadi tanda kebangkitan industri hulu migas RI

14 Desember 2020 11:06 WIB
Pencanangan 1 juta barel jadi tanda kebangkitan industri hulu migas RI
Tenaga Ahli Komite Pengawas SKK Migas Nanang Abdul Manaf. ANTARA/HO- IPA.

Jika target tercapai, maka akan menjadi puncak produksi baru bagi Indonesia

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan pencanangan target produksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada 2030 menjadi tanda kebangkitan industri hulu migas Indonesia.

Tenaga Ahli Komite Pengawas SKK Migas Nanang Abdul Manaf dalam keterangannya di Jakarta, Senin, mengatakan industri hulu migas masih memegang peran penting sebagai penggerak perekonomian nasional.

Namun, produksi saat ini relatif menurun karena lapangan yang tua. Usaha peningkatan produksi migas mendapat tantangan lebih kuat ketika terjadi pandemi COVID-19 dan berkembang pesatnya energi alternatif.

Bagi Indonesia, kondisi ini cukup memprihatinkan karena migas masih berkontribusi sebesar 54 persen dari total bauran energi pada 2019 dan 44 persen pada 2050.

"Dalam rangka menghadapi tantangan dan kebutuhan tersebut, SKK Migas mencanangkan target produksi 1 juta barel itu sebagai tanda kebangkitan industri hulu migas Indonesia. Jika target tercapai, maka akan menjadi puncak produksi baru bagi Indonesia. Namun, untuk mencapai target itu dibutuhkan perubahan mindset dan kemauan keluar dari zona nyaman dengan melakukan upaya not business as usual," kata Nanang.

Target produksi yang diinisiasi SKK Migas ini juga mendapatkan dukungan dari para pemangku kepentingan.

Dalam konvensi 2020 International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas di Jakarta, semua pemangku kepentingan menyampaikan aspirasinya dan mendiskusikan hal yang dapat mendukung pencapaian target tersebut.

Semua pihak menyadari pencapaian target tersebut dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, salah satunya menekan defisit perdagangan migas.

Baca juga: Demi target 1 juta barel, pemerintah agresif kejar data hulu migas

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam konvensi itu mengatakan migas bukan hanya sebagai sumber penerimaan, tetapi juga lokomotif pergerakan perekonomian.

"Industri migas setiap tahun berinvestasi 10 miliar dolar AS dengan multiplier effect bisa mencapai 1,6 kali dan penyerapan tenaga kerja yang cukup tinggi. Sebagai sumber energi dan bahan baku, industri migas memegang peranan penting dalam mendukung pengembangan industri di Indonesia," katanya.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan pemerintah telah membuat beberapa kebijakan antara lain penurunan harga gas untuk mendorong tumbuhnya industri, pelonggaran perpajakan, dan fleksibilitas sistem fiskal untuk meningkatkan data tarik investasi migas serta meningkatkan keekonomian pengembangan lapangan.

Menurut dia, Kementerian ESDM juga telah melakukan sejumlah upaya mengurangi ketidakpastian investasi usaha hulu migas dengan penyederhanaan perizinan, penyediaan dan keterbukaan data, dan integrasi hulu-hilir serta stimulus fiskal.

"Pemerintah tidak lagi mengedepankan besarnya bagi hasil untuk negara, tetapi lebih mendorong agar proyek migas dapat berjalan melalui pemberian insentif bagi beberapa plan of development (POD) yang selama ini dinilai tidak ekonomis oleh kontraktor," ujar Menteri Arifin.

Sedangkan, Menteri Keuangan Sri Mulyani sepakat industri hulu migas ke depan akan tetap memainkan peran strategis, meskipun pemerintah giat mengembangkan energi terbarukan.


Contoh sukses

Nanang menambahkan Indonesia bisa bercermin dari success story di Mesir dan Kolombia dalam memperbaiki investasi hulu migas dan meningkatkan cadangan serta produksi dalam waktu singkat.

Ia mengatakan Mesir menggandeng lembaga geosains dunia, sehingga data yang ditawarkan diminati banyak investor.

Hasil dari proses tersebut adalah penemuan giant field mencapai 40 triliun kaki kubik (TCF) gas dan telah mulai produksi.

"Mereka cepat melakukan reformasi dan survei 3D dengan masif lalu penemuan dan produksi. Proses efisien dan efektif ini yang ditunggu, investor butuh kecepatan," ujar Nanang.

Baca juga: Bidik target produksi 2030, tata kelola hulu migas butuh pembenahan

Selain itu, lanjutnya, Mesir dan Kolombia juga menghargai kesucian kontrak hingga berakhir masanya.

Oleh karena itu, SKK Migas mengajak seluruh pihak berperan aktif dalam usaha meningkatkan produksi migas nasional dengan melakukan perubahan paradigma demi industri hulu migas Indonesia yang semakin bermanfaat bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

"Kebangkitan industri hulu migas ini akan kembali menggeliat dan mencetak sejarah baru karena semua pihak ikut berpartisipasi mewujudkan visi bersama, yakni target 1 juta BOPD dan 12 BSCFD pada 2030," ujar Nanang.

Baca juga: Capai target 1 juta barel minyak butuh investasi 250 miliar dolar AS

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020