Ketua Agrianita IPB University Retna Widyawati mengatakan keluarga berperan penting dalam pembentukan karakter dan kepribadian luhur seseorang melalui pola asuh yang sesuai.Keluarga merupakan unit sosial terkecil dan lingkungan pendidikan pertama dalam kehidupan seseorang
"Keluarga merupakan unit sosial terkecil masyarakat dan lingkungan pendidikan pertama dan utama dalam kehidupan seseorang," kata Retna dalam seminar daring menyambut Hari Ibu sebagaimana siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin.
Rektor IPB University Prof Arif Satria mengatakan era perubahan harus disambut dunia pendidikan dengan terus berbenah dan keluarga yang mulai membangun sinergi dengan pendidikan formal.
Baca juga: Psikolog : Keluarga tentukan karakter antikorupsi
Sinergi antara keluarga dengan pendidikan formal akan menghasilkan manusia unggul yang penuh dengan optimisme, pola pikir bertumbuh, kepercayaan diri serta integritas.
"Bangsa Indonesia memerlukan karya-karya besar yang hanya bisa dihasilkan oleh generasi yang memiliki 'growth mindset', pembelajar tangguh dan lincah. ketika kita bekerja sama, kita bisa menghasilkan inovasi, memberikan inspirasi serta manfaat untuk masyarakat dan bagi kemajuan," katanya.
Baca juga: Mahasiswa UMM rancang aplikasi penguatan karakter berbasis keluarga
Pakar kesehatan mental anak Ratna Megawangi yang hadir sebagai pemateri dalam seminar mengatakan pembatasan fisik selama pandemi COVID-19, termasuk meliburkan kegiatan sekolah mengakibatkan anak-anak mengalami tekanan psikologis. Aktif berkegiatan merupakan hal penting bagi anak.
"Rasa bosan dan tugas sekolah yang menumpuk, membuat semakin malas dan tidak bersemangat. Saya sangat khawatir akan ada generasi yang lemah dan tidak punya semangat akibat stress yang berkepanjangan ini," katanya.
Baca juga: Akademisi: Perkuat peran keluarga dalam pendidikan karakter
Ratna, yang juga seorang pegiat perempuan, mengatakan kesehatan mental sangat berkaitan dengan proses membangun karakter. Karakter merupakan komponen yang menentukan seseorang dalam mengendalikan emosi dan mengelola dorongan-dorongan yang mempengaruhi perilaku.
"Menjaga kesehatan mental anak dapat dilakukan dengan membangun emosi yang positif dalam interaksi. Pengalaman emosi negatif menghambat perkembangan otak bagian korteks yang berperan dalam kemampuan berpikir logis. Seseorang dengan korteks yang tidak berkembang baik akan cenderung impulsif dalam bertindak," jelasnya.
Baca juga: Mendikbud: Orang tua berperan pendidikan karakter selama PJJ
Sementara itu, figur publik Shahnaz Haque mengatakan tiga hal yang dapat meningkatkan semangat anak untuk menempuh pendidikan adalah orang tua yang mendukung, lingkungan sekolah yang nyaman, dan fisik serta pikiran anak yang sehat.
"Untuk menjaga pikiran anak yang sehat, kita harus menggunakan kata-kata positif dalam menumbuhkan semangat mereka dan tidak dengan membandingkan dengan orang lain, akan tetapi membandingkan dengan dirinya sendiri. Dulu belum bisa, sekarang sudah bisa. Dulu bisa, kenapa sekarang tidak bisa," katanya.
Baca juga: SMA Labschool lakukan penguatan pendidikan karakter melalui kolaborasi
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020