Dalam wawancara dengan AFP, Gubernur Yuriko Koike memperingkatkan bahwa nasib Olimpiade Tokyo akan menentukan kegiatan yang sama setelahnya, termasuk Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing dan Olimpiade 2024 di Paris.
Gubernur perempuan itu memang mengakui mayoritas penduduk Jepang menentang Olimpiade diadakan tahun depan, namun dia memastikan bahwa kekhawatiran itu bisa diatasi.
"Rakyat Jepang dan penduduk Tokyo hanya melihat keadaan saat ini," kata Koike. "Kami tengah bersiap menghadapi masa depan."
Baca juga: Sepertiga penduduk Jepang ingin Olimpiade Tokyo dibatalkan
Baca juga: Pandangan Jepang terbagi untuk olimpiade di tengah kasus COVID-19
Olimpiade 2020 menjadi Olimpiade pertama dalam sejarah yang dibatalkan pada masa damai. Penyelenggara dan pemerintah sudah berupaya keras meyakinkan bahwa Olimpiade tetap diadakan tahun depan.
Penundaan kembali sudah dikesampingkan oleh para pejabat Olimpiade dan Jepang. Koike berkata, "tak ada alasan" Olimpiade tahun depan itu mesti dibatalkan.
"Warga dunia ingin menyaksikan Olimpiade Tokyo sebagai simbol manusia telah mengalahkan virus corona yang akan mengantarkan kepada Olimpiade Musim Dingin dan kemudian Olimpiade Paris setelah itu," papar dia seperti dikutip AFP.
Baca juga: IAAF : atlet harus antri dalam prioritas pembagian vaksin
Baca juga: Tahun depan tim angkat besi ikuti dua ajang pra-Olimpiade
"Kecuali Tokyo melakukan upaya penuh dalam melawan virus corona, lalu apa yang akan terjadi di Paris empat tahun dari sekarang," sambung dia.
"Saya kira pertama sekali kita harus membuat Olimpiade Tokyo sukses, jika tidak hal itu akan berdampak serius terhadap Paris."
Namun rangkaian jajak pendapat berkata lain di mana polling NHK baru-baru ini menunjukkan hanya 27 persen penduduk Jepang yang menginginkan Olimpiade tetap digelar tahun depan.
Koike yakin pandangan itu akan berubah dengan menunjuk langkah anti virus corona yang ekstensif yang dilakukan pemerintah Jepang, Tokyo dan panitia Olimpiade.
"Saya yakin rakyat akan kembali menyaksikan harapan begitu langkah virus corona diterapkan dengan tegas," pungkas dia.
Baca juga: Amerika tidak hukum atlet karena aksi protes rasial di Olimpiade
Baca juga: Atlet Olimpiade Tokyo akan dites virus setiap 4-5 hari sekali
Baca juga: Pengembalian tiket domestik Olimpiade Tokyo mencapai 18 persen
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2020