Dalam kata-kata sumpah serapah yang terekam dalam rekaman audio yang diperoleh tabloid Inggris, The Sun, bintang dan produser film laga itu meneriaki kru tentang pelanggaran jarak sosial dan aturan lain yang memungkinkan pembuatan film selama pandemi virus corona.
Dikutip dari Reuters, Rabu, sumber yang dekat dengan produksi film itu mengatakan bahwa rekaman itu asli. Perwakilan Cruise menolak berkomentar.
"Saya menelepon setiap studio di malam hari, perusahaan asuransi, produser, dan mereka melihat kami dan menggunakan kami untuk membuat film mereka," kata Cruise kepada kru di lokasi syuting.
Baca juga: "Mission: Impossible 7" lanjutkan produksi mulai September
"Apakah Anda memahami tanggung jawab yang Anda miliki? Karena saya akan menangani alasan Anda. Dan jika Anda tidak bisa masuk akal dan saya tidak bisa menangani logika Anda, Anda dipecat," tambahnya, menurut rekaman itu.
The Sun tidak mengatakan kapan insiden itu terjadi, namun para pembuat film tiba di London pada awal Desember.
"Mission: Impossible 7" adalah salah satu film pertama yang menghentikan produksinya karena virus corona ketika film itu melakukan syuting di Venesia, Italia, pada bulan Februari.
Produksi dilanjutkan pada bulan September, dengan pembuatan film di Italia, Norwegia dan London. Cruise pada bulan Juli secara pribadi mengimbau perdana menteri Norwegia untuk mengambil bagian dari film di Norwegia di bawah aturan karantina yang dimodifikasi.
Film Paramount Pictures ini rencananya akan dirilis pada November 2021.
Cruise mengatakan kepada kru bahwa Hollywood mengandalkan film seperti "Mission: Impossible" untuk menjaga industri film agar terus berjalan.
“Mission: Impossible” adalah salah satu waralaba terbesar di Hollywood, dengan “Mission: Impossible-Fallout” tahun 2018 meraup lebih dari 791 juta dolar AS di box office seluruh dunia.
Baca juga: Tom Cruise hadiri pemutaran perdana "Tenet"
Baca juga: Leah Remini tuding Tom Cruise "pencitraan" jadi orang baik
Baca juga: Syuting di Norwegia, Tom Cruise bebas kewajiban karantina
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020