Berdasarkan siaran pers Kantor Staf Presiden yang diterima di Jakarta, Kamis malam, dalam kesempatan itu Moeldoko mendengarkan cerita kesuksesan para peserta Kartu Prakerja tersebut.
Salah satu penerima Kartu Prakerja asal Bali, I Putu Agus Sanjaya Diputra menyampaikan kebangkitan kehidupan ekonomi keluarganya setelah sempat terpukul akibat pandemi.
Baca juga: Menko Airlangga dengarkan kisah sukses penerima kartu prakerja
Awalnya, Putu Agus yang bekerja sebagai pegawai di sebuah kantor agen pariwisata, harus dirumahkan sejak Maret dan terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) pada Juli 2020.
“Menjadi penerima Program Kartu Prakerja Gelombang II, saya mendapat banyak manfaat dan ilmu, seperti untung-rugi membangun bisnis, dasar-dasar berbisnis, dan masih banyak lagi,” kata Agus.
Begitu juga Putri Dewi yang sehari-harinya bekerja sebagai petugas Master Control Room (MRC) di suatu stasiun televisi di Ternate.
Putri menjadi penerima Kartu Prakerja di gelombang III dan mengambil kelas ‘Menjadi jurnalis professional’ serta ‘Mahir editing video’.
“Pelatihan-pelatihan yang saya ambil sangat membantu saya meningkatkan keterampilan karena saya seringkali juga diminta menjadi cameraperson atau program director dalam liputan di lapangan,” papar Putri.
Baca juga: Survei IDEAS: 91 persen karyawan dirumahkan tidak punya Kartu Prakerja
Lain lagi dengan Feisal Pratama Mandala. Pria asal Bandung yang merupakan sarjana psikologi dan bekerja sebagai tenaga penguji pada sebuah biro konsultasi harus terhenti karena pandemi.
Faisal pun mendaftar pada program Kartu Prakerja dan diterima di gelombang I. Ia mengambil pelatihan ‘Keterampilan coaching’ yang sesuai dengan bidang pekerjaannya serta ‘Panduan pola hidup sehat untuk praktisi kebugaran’ yang menurutnya sangat dibutuhkan orang dalam meningkatkan daya tahan tubuh maupun kesehatan jiwa.
Mendengar cerita sukses para penerima Kartu Prakerja tersebut, Moeldoko pun mengapresiasi tingkat keberhasilan program yang baru berjalan sembilan bulan ini.
Terlebih, Moeldoko menyadari, program Kartu Prakerja bukan hal yang mudah dilaksanakan, terutama dalam waktu yang singkat dan di tengah pandemi COVID-19.
“Namun karena hasilnya membanggakan, saya harap program ini bisa berlanjut dan terus menghasilkan tingkat kepuasan yang lebih dari para penerimanya,” ungkap Moeldoko.
Moeldoko juga berharap, cerita dari para alumni program Kartu Prakerja dapat menginspirasi anak-anak muda lain untuk tetap semangat berkarya di tengah pandemi COVID-19.
Dia juga menyampaikan program Kartu Prakerja adalah peluang yang diberikan Pemerintah yang bisa mengubah kehidupan masyarakat untuk keluar dari jurang kemiskinan.
“Jadi, manfaatkan peluang ini. Jangan hanya mengeluh, sepanjang punya semangat, maka semangat itu bagian dari perjuangan,” terang Moeldoko.
Baca juga: Konsep digitalisasi Kartu Prakerja jadi pola baru birokrasi
Pada kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari memaparkan, Kartu Prakerja menjadi program yang inklusif karena berhasil merangkul berbagai kalangan.
Denni merinci, penerima Kartu Prakerja terdiri dari perempuan (44 persen), berusia di atas 55 tahun (4 persen), berpendidikan SD-SMP (19 persen), pengangguran (89 persen), pekerja informal (79 persen dari yang bekerja), belum pernah mengambil pelatihan/kursus (84 persen), daerah terdepan-terluar-tertinggal (Nias, Mentawai, Sabu Rijua, Aru, Tojo Una-una, Taliabu, Tambrau, Lanny Jaya dll), mantan Pekerja Migran Indonesia (1,8 persen), belum terlayani oleh jasa keuangan formal (17 persen), serta penyandang disabilitas (5,1 persen).
Sepanjang periode April-November 2020, tercatat lebih dari 43 juta orang pendaftar Kartu Prakerja yang berasal dari 514 Kabupaten/Kota dari 34 provinsi.
“Data-data ini menunjukkan bahwa program Kartu Prakerja menjangkau semua lapisan masyarakat, termasuk mereka yang selama ini belum memperoleh akses untuk mendapatkan pelatihan atau meningkatkan keterampilan. Lebih dari 1.600 pelatihan yang disediakan oleh 150 lembaga pelatihan di 7 platform digital dapat dengan mudah diakses oleh peserta dari Aceh hingga Papua. Materi yang diterima pun sama, tidak ada perbedaan,” kata Denni.
Adapun sebelas perwakilan penerima Kartu Prakerja yang datang ke Jakarta adalah Putri Puspita Lokanazea (Aceh), Ubaidillah (Banten), Eka Prayoga (Jawa Tengah), Feisal Pratama Mandala (Jawa Barat), Raden Fauziyah Maharani (DKI Jakarta), I Putu Agus Sanjaya Diputra (Bali), Stevenly Rio Loginsi (Sulawesi Utara), Edy Sukardi (Kalimantan Utara), Putri Dewi (Maluku Utara), Marni Yusinta Modok (Nusa Tenggara Timur), dan Verly Naomi Pelmelai (Papua). Bersama mereka juga hadir Power Star Rapp, duo rapper dari NTT, Ambrosius Putranto Mau dan Emanuel Agung Bangsa yang mengubah lagu tema Kartu Prakerja dengan judul ‘Ayo Melangkah’.
Baca juga: Survei BPS: Program Kartu Prakerja tingkatkan keterampilan penerima
Baca juga: Pendaftar kartu prakerja capai 43,3 juta dalam 7 bulan
Baca juga: Kartu Prakerja gandeng IPB jaga kualitas program pelatihan
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020