Program mandatori biodiesel di tahun 2021 memiliki tantangan besar dengan adanya faktor pergerakan harga minyak dunia.program mandatori biodiesel tidak hanya penting untuk kedaulatan dan kemandirian energi nasional, tetapi juga menjaga kestabilan harga.
"Faktor pergerakan harga minyak dunia memberikan tantangan tersendiri bagi kebutuhan dana insentif biodiesel," ujar Kepala Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) , Eddy Abdurrachman dalam keterangan yang diterima di Medan, Sabtu.
Meski ada tantang berat, katanya, BPDPKS berupaya maksimal tetap mendorong program insentif biodiesel melalui pendanaan.
Sejak Agustus 2015 hingga November 2020, telah menyerap biodiesel dari sawit sekitar 23,49 juta kilo liter atau setara dengan pengurangan greenhouse gas emissions (GHG) sebesar 34,68 juta ton CO2 ekuivalen.
"Dengan jumlah itu, pajak yang dibayarkan kepada negara, sekitar Rp4,83 triliun, "katanya.
Dia menegaskan, program mandatori biodiesel tidak hanya penting untuk kedaulatan dan kemandirian energi nasional, tetapi juga menjaga kestabilan harga
sawit.
"BPDPKS berkomitmen untuk tetap menjalankan seluruh program penguatan industri sawit, " katanya.
Baca juga: Pakar sebut pengembangan biodisel di Indonesia menjanjikan
Baca juga: Pakar ekonomi sebut program B30 layak dilanjutkan
Baca juga: Gaikindo sebut pengembangan biodisel kebijakan yang tepat
Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020