Perusahaan Daerah (PD) PAM Jaya menyiapkan lima langkah khusus untuk menghadirkan layanan air perpipaan hingga 100 persen di DKI Jakarta dengan perkiraan anggaran mencapai Rp27 hingga Rp28 triliun.Kita harus menurunkan NRW
Langkah pertama adalah dengan menambah pasokan air baku dengan penambahan instalasi pengolahan air (water treatment plant/WTP) PAM Jaya lewat Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di beberapa titik, kata Direktur Utama PAM Jaya Bambang Hernowo dalam diskusi virtual 'Balkoters Talks', di Jakarta, Rabu.
WTP tersebut di antaranya adalah SPAM Ciliwung sebanyak 200 liter per second (LPS), SPAM Hutan Kota sebesar 500 LPS, SPAM Pesanggrahan sebesar 750 LPS dan evaluasi dan pengembangan (uprating) di Buaran Tiga sebanyak 3000 LPS.
"SPAM di hutan kota telah selesai. Lalu, untuk 'uprating' di Buaran, kita punya lahan di Buaran yang bisa kita manfaatkan dan menaikkan 1000 LPS menjadi 4000 LPS di sana," kata Bambang lewat
Langkah kedua adalah menyetok air curah (SPAM regional). Hal ini berasal dari kegiatan strategis nasional. Di antaranya adalah SPAM Jatiluhur 4.000 sebanyak LPS dan SPAM Karian sebanyak 3.200 LPS.
Baca juga: PAM Jaya sediakan kios air 4.000 liter untuk warga RW 02 Pegadungan
Ketiga, PAM Jaya berupaya menuntaskan soal kebocoran air (non revenue water/NRW). Cara yang dilakukan adalah rehabilitasi dan menaikkan layanan serta distribusi perpipaan, pencegahan jaringan pipa ilegal, penggantian meteran (meter replacement) dan wilayah meter air (district metered area/DMA).
"Kita harus menurunkan NRW supaya kita bisa menambah pasokan itu sendiri yang saat ini sudah ada airnya tapi terbuang," ujar Bambang.
Keempat, PAM Jaya berupaya untuk menghemat air dengan memindahkan air tanah ke dalam air minum perpipaan. Sebab, aspek lingkungan menjadi terganggu ketika terjadi ekstraksi air tanah secara besar besaran.
Langkah terakhir, PAM Jaya berkomitmen mengedukasi warga soal penghematan air dan pemindahan dari air tanah dalam ke air minum perpipaan yang dilayani PAM Jaya.
Bambang mengatakan untuk dapat mengimplementasikan 100 persen kebutuhan air minum DKI lewat saluran perpipaan, PAM Jaya harus mencari sumber pendaan secara kreatif di tengah kontraksi ekonomi Ibu Kota yang berimbas pada penyertaan modal daerah (PMD).
Baca juga: Selama PSBB konsumsi air di DKI Jakarta turun
"Total investasi yang kita butuhkan kurang lebih sebesar Rp27 triliun hingga Rp28 triliun untuk bisa mencapai 100 persen cakupan layanan, targetnya 2030," ujar Bambang.
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020