Jemaat yang mengikuti ibadah Natal 2020 di Gereja Katolik Roh Kudus Katedral, Keuskupan Denpasar secara disiplin mematuhi protokol kesehatan yang telah disiapkan pihak gereja terbesar di Ibu Kota Provinsi Bali itu.Meskipun kapasitas gereja untuk 2.500 orang, tetapi untuk ibadah Natal dibatasi hanya 500 orang dan dengan protokol kesehatan yang super ketat,
"Meskipun kapasitas gereja untuk 2.500 orang, tetapi untuk ibadah Natal dibatasi hanya 500 orang dan dengan protokol kesehatan yang super ketat," kata Pastor Paroki Gereja Katedral Denpasar RD Herman Yoseph Babev di Denpasar, Jumat.
Di parkiran gereja, para jemaat telah diatur berbaris melintasi sekat-sekat dari tali yang telah disiapkan pihak gereja untuk menghindari kerumunan jemaat yang hendak beribadah.
Tepat di dua pintu masuk gereja, telah berdiri para petugas yang mengecek suhu tubuh dari jemaat yang datang, serta di sana juga sudah bersiaga personel dari kepolisian.
Baca juga: Perayaan Natal di Bali patuhi protokol kesehatan
Baca juga: Polda Bali siagakan ribuan personel jaga kebaktian dan misa Natal
Di Gereja Katedral telah disiapkan 11 titik tempat untuk mencuci tangan, ada pula tempat untuk melakukan penyemprotan atau disinfeksi, serta alat otomatis yang berisi hand sanitizer.
"Kursi yang biasanya diisi 8 orang, sekarang hanya boleh diisi 3-4 orang. Semuanya itu berhubungan dengan protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19," ucap Romo Herman Yoseph.
Selain itu, pelaksanaan Misa Natal hari ini dibagi menjadi lima yakni pukul 06.30 Wita, pukul 09.30 Wita, pukul 15.00 Wita, pukul 18.00 Wita dan pukul 21.00 Wita.
Bagi umat yang tidak dapat melaksanakan ibadah di gereja, juga dapat mengikuti Misa secara daring melalui streaming YouTube.
Yosi Kurniawan, salah satu jemaat mengatakan memang dalam beribadah di tengah pandemi COVID-19 ini harus bisa disiplin mematuhi protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19.
"Peraturannya seperti ini, apa boleh buat ya harus diikuti demi kesehatan dan keselamatan bersama," ucapnya.
Meskipun harus mematuhi berbagai ketentuan sebelum memasuki gereja, Yosi berpandangan hal itu tidak mengurangi suka citanya dalam beribadah dan merayakan Natal.
Sipri, jemaat lainnya merasa dapat beribadah secara aman dengan berbagai hal yang telah disiapkan pihak gereja. "Memang kami harus berbaris dulu, dicek suhu tubuh dan cuci tangan, selain itu di dalam untuk satu kursi hanya boleh untuk dua hingga tiga orang," katanya.
Pria kelahiran NTT yang telah enam tahun tinggal di Bali itupun merasa bersyukur bisa diizinkan beribadah di dalam gereja, meskipun dalam kondisi pandemi COVID-19.
Sementara, Teresia, jemaat lainnya memilih mengikuti Misa Natal secara daring melalui streaming YouTube, yang menurutnya hal itu juga tidak mengurangi kekhusyukannya untuk beribadah.
#satgascovid19
#ingatpesanibujagajarak
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2020