• Beranda
  • Berita
  • Petugas Ohio dalam penembakan pria kulit hitam didesak dipecat

Petugas Ohio dalam penembakan pria kulit hitam didesak dipecat

25 Desember 2020 18:40 WIB
Petugas Ohio dalam penembakan pria kulit hitam didesak dipecat
Seorang warga menyalakan lilin di luar rumah tempat Andre Maurice Hill, 47, tewas di Columbus, Ohio, AS, (24/12/2020). Pada 22 Desember 2020, Petugas kepolisian, Adam Coy menembak mati Andre Maurice Hill setelah menanggapi gangguan non-darurat panggilan dari tetangga. ANTARA/REUTERS/Megan Jelinger/aa.

Kepala kepolisian di Columbus, Ohio, Amerika Serikat, Kamis (24/12), mengungkapkan kesimpulan bahwa seorang petugas yang menembak mati seorang pria kulit hitam tak bersenjata awal pekan ini memang terlibat dalam tindakan "kekerasan yang tidak masuk akal".

Tindakan itu, katanya, seharusnya segera membuat petugas tersebut kehilangan pekerjaannya.

Kepala Kepolisian Thomas Quinlan mengumumkan rekomendasi agar kota memecat polisi yang terlibat. 

Rekomendasi itu dia nyatakan melalui rekaman video bernuansa muram yang dia unggah ke Internet, dua hari setelah Andre Maurice Hill ditembak mati di garasi sebuah rumah tempat pria berusia 47 tahun itu menginap sebagai tamu.

Quinlan mengatakan dia mengajukan dua dakwaan departemen terhadap sang petugas, Adam Coys, atas "pelanggaran kritis".

Dakwaan itu didasarkan atas investigasi kriminal yang dipercepat akibat "penggunaan kekuatan mematikan yang tidak masuk akal" dan "kegagalan untuk memberikan bantuan" kepada Hill setelah dia ditembak.

Direktur keselamatan publik kota itu akan mengadakan sidang pada Senin (28/12) untuk memutuskan rekomendasi kepala kepolisian bahwa Coy, seorang veteran 19 tahun dari pasukan yang sudah dibebaskan dari tugas, diberhentikan, kata Quinlan.

Quinlan menyebut penembakan fatal itu sebagai tindakan "kekerasan tidak masuk akal, yang bisa dicegah."

"Ini tidak harus terjadi, dan seharusnya tidak pernah terjadi," katanya. "Andre Hill seharusnya bersama keluarganya pada musim libur ini."

Kematian Hill menandai kedua kalinya seorang pria Afrika-Amerika dibunuh oleh penegak hukum dalam keadaan yang dipertanyakan di ibu kota Ohio selama satu bulan terakhir ini. Casey Christopher Goodson (23 tahun) ditembak mati di luar rumahnya pada 4 Desember oleh wakil sheriff Franklin County yang ditugaskan ke tim polisi AS yang mencari buronan di lingkungan Goodson.

Insiden terbaru itu terjadi pada Selasa (22/12) dini hari setelah polisi menanggapi laporan nondarurat tentang seorang pria yang menyalakan dan mematikan mobil untuk waktu yang lama, kata polisi Columbus dalam pernyataan.

Rekaman dari kamera badan yang dikenakan Coy menunjukkan Hill muncul dari bayang-bayang garasi sambil memegang ponsel bercahaya di satu tangan sebelum petugas menembaki dia. Hill meninggal beberapa saat kemudian di rumah sakit.

Meskipun Coy, yang berkulit putih, atau petugas kedua di tempat kejadian tidak mengaktifkan kamera tubuh mereka sampai sesaat setelah tembakan dilepaskan, momen sebelum dan termasuk penembakan terekam dalam video tanpa suara karena adanya fungsi "lihat kembali" selama 60 detik yang muncul secara otomatis.

Saat fitur suara dinyalakan, Coy terdengar berteriak pada Hill untuk menunjukkan tangannya dan tiarap, sementara Hill berbaring mengerang di tanah di samping mobil.

Reuters tidak dapat memastikan apakah Coy telah mempertahankan perwakilan hukum.

Dalam pernyataannya, Quinlan menegaskan dirinya tak bermaksud untuk terburu-buru dalam mengambil keputusan. "Saya telah melihat semua yang perlu saya lihat," kata sang kepala kepolisian.

Quinlan mengatakan pihak berwenang tingkat negara bagian sedang menangani penyelidikan kriminal terpisah atas penembakan itu, dan bahwa jaksa penuntut akan menentukan apakah ada tuduhan yang akan diajukan. Petugas lain yang terlibat juga masih dalam peninjauan, katanya.

Sumber: Reuters

Baca juga: Pembunuhan George Floyd oleh polisi AS picu penjarahan dan pembakaran

Baca juga: Protes meluas di Minneapolis pascadugaan pembunuhan rasial oleh polisi


 

Polisi dan Pemkot Tangerang kawal Kampung Tangguh COVID-19

 

Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020