Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta berencana menggunakan alat pendeteksi COVID-19 berbasis embusan napas atau GeNose buatan tim riset Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk skrining secara cepat.alat yang cukup bagus
"Gugus Tugas sedang merancang untuk bisa memiliki GeNose itu," kata Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Kadarmanta Baskara Aji di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Senin.
Aji mengatakan Gugus Tugas Penanganan COVID-19 DIY akan berkomunikasi dengan gugus tugas di lima kabupaten/kota di DIY mengenai rencana penggunaan alat itu.
"Supaya tidak ada dobel-dobel (pemesanannya). Jadi saya kira itu alat yang cukup bagus," kata dia.
Baca juga: GeNose mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan
Aji mengatakan alat itu akan digunakan sebagaimana fungsinya yakni untuk melakukan tracing dan testing lebih cepat pada kasus baru.
"Alat itu penggunaannya kan lebih pada skrining, tapi kalau sudah masuk rumah sakit tentu penggunaannya tetap swab PCR," kata dia.
Dengan keberadaan alat yang dikembangkan UGM, menurut Aji, DIY akan memiliki alat diagnostik COVID-19 lebih lengkap.
"Saling melengkapi. Kita sekarang punya tiga alat, GeNose, rapid test antigen, dan PCR," kata dia.
Baca juga: Jateng bakal beli GeNose untuk tingkatkan pelacakan COVID-19
Alat pendeteksi COVID-19 GeNose buatan tim riset Universitas Gadjah Mada (UGM) telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan RI dengan nomor Kemenkes RI AKD 20401022883 yang terbit pada Kamis (24/12).
Ketua tim pengembang GeNose Prof Kuwat Triyana mengatakan hasil tes GeNose sangat cepat, yakni sekitar 2 menit serta tidak memerlukan reagen atau bahan kimia lainnya. Selain itu, pengambilan sampel tes berupa embusan napas juga dirasakan lebih nyaman dibandingkan usap atau swab.
Baca juga: Inventor 'GeNose' memperoleh penghargaan Anugerah UGM 2020
Baca juga: Menristek: GeNose bisa deteksi COVID-19 kurang dari tiga menit
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020