PT Krakatau Steel Tbk menerbitkan obligasi wajib konversi (mandatory convertible bond/MCB) senilai Rp3 triliun dalam rangka menjalankan program pemulihan ekonomi nasional (PEN).Mudah-mudahan 2021 memberikan net income positif baik induk maupun secara grup
"Krakatau Steel memperoleh suatu kepercayaan untuk menjalankan program PEN dengan pagu Rp3 triliun, pagu sebesar itu dijalankan dengan skema OWK," ujar Direktur Keuangan Krakatau Steel Tardi dalam paparan publik secara daring di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Krakatau Steel bukukan laba operasi 72,67 juta dolar AS di kuartal III
Ia mengemukakan OWK itu akan diterbitkan sekaligus, namun dicairkan dalam dua tahap. Tahap pertama, sebesar Rp2,2 triliun dalam 1-2 hari ke depan.
"Sisanya Rp800 miliar pada 2021. Dengan adanya tambahan Rp2,2 triliun pada akhir tahun ini mudah-mudahan rencana kerja 2021 bisa kita realisasi dengan baik dengan target penjualan 170 ribu kilo ton per bulan. Mudah-mudahan 2021 memberikan net income positif baik induk maupun secara grup," katanya.
Tardi mengemukakan OWK itu memiliki tenor tujuh tahun. Pada akhir tahun ketujuh, OWK itu akan dikonversi menjadi saham baru atas nama Pemerintah Indonesia di dalam KRAS melalui mekanisme penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD).
"Akan terjadi delusi kepemilikan saham publik yang saat ini ada di KRAS, dari 20 persen diperkirakan menjadi 14-16 persen. Namun demikian, kita akan menjaga porsi kepemilikan publik sebesar 20 persen, nanti akan ada aksi korporasi lanjutannya untuk bisa memberikan kesempatan kepada publik untuk menaikkan kembali kepemilikan sahamnya di KRAS," ujarnya.
Dalam kesempatan sama, Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim optimistis kinerja perseroan akan semakin membaik.
"Tentu dengan support pemerintah dalam mengoptimalkan daya saing industri nasional dan juga tata niaga baja yang tentunya sudah menjadi perhatian pemerintah agar industri dalam negeri menjadi tuan rumah di dalam negeri," ucapnya.
Ia mengatakan dalam dua tahun terakhir ini perseroan telah berhasil melakukan efisiensi biaya hingga 50 persen.
"Inisiatif ini akan terus dilanjutkan. Efisiensi memberikan dua manfaat besar, pertama bisa meningkatkan daya saing sehingga kita bisa menguasai pasar Indonesia, dan kedua dalam konteks pencapaian laba," katanya.
Baca juga: Anak usaha KS rampungkan pesanan proyek HMAS Coonawara Australia
Baca juga: Tingkatkan layanan, Krakatau Steel luncurkan aplikasi Krasmart Connect
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020