Pengiriman 3 juta dosis, bagian dari pakta untuk total 50 juta, awalnya direncanakan tiba pada 11 Desember tetapi mundur.
Gelombang pertama vaksin dimuat dari pesawat ke truk di Bandara Esenboga sebelum dibawa ke fasilitas penyimpanan kementerian kesehatan.
Di Twitter, Menteri Kesehatan Fahrettin Koca mengatakan pihak berwenang akan memulai inokulasi setelah menguji vaksin, sebuah proses yang akan memakan waktu 14 hari.
Baca juga: Turki beli 50 juta dosis vaksin Sinovac
Baca juga: Turki tertarik memproduksi vaksin COVID-19 Rusia
Turki merencanakan dosis pertama untuk pekerja kesehatan dan mereka yang berusia lebih dari 65 tahun, kata kementerian, diikuti oleh mereka yang berusia lebih dari 50 tahun dan menderita setidaknya satu penyakit kronis, selain mereka yang berada di sektor tertentu atau lingkungan berisiko tinggi.
Kelompok ketiga akan mencakup orang-orang dewasa berusia muda dan sektor yang tidak termasuk dalam kelompok sebelumnya. Kelompok keempat mencakup semua sisanya yang tidak terdaftar.
Pekan lalu, peneliti Turki mengatakan analisis sementara menunjukkan vaksin itu efektif 91,25 persen.
Meskipun, pada saat itu, Koca mengatakan pihak berwenang yakin vaksin itu efektif dan aman, data uji coba, berdasarkan 29 infeksi, dipandang terlalu terbatas untuk persetujuan akhir.
Minggu ini, dua dokter Turki mengatakan kepada Reuters bahwa setidaknya beberapa minggu lagi mungkin diperlukan agar hasil uji coba Sinovac terbukti menentukan, karena ukuran sampel perlu bertambah.
Sinovac berusaha untuk mengkonsolidasikan data dari uji coba global di negara-negara seperti Brasil, Chili, Indonesia, dan Turki.
Secara terpisah, Turki telah setuju dengan Pfizer dan BioNTech untuk memasok 4,5 juta dosis vaksin mereka, sambil berupaya mengembangkan vaksin sendiri di tanah air.
Hal ini juga bertujuan untuk memproduksi vaksin Sputnik V COVID-19 Rusia di dalam negeri.
Sumber : Reuters
Baca juga: Turki sebut vaksin Sinovac China 91,25 persen efektif
Baca juga: Turki akhir Desember mungkin mulai vaksinasi Sinovac
Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020