"Pada dasarnya motif yang kami buat hanya dua, yakni kecil dan besar. Dan karena lokasi pembuatannya di Sumatera Barat, maka motif ini pun disandingkan dengan motif khas Minangkabau," kata Dewi Hapsari Kurniasih di Painan, Rabu.
Dia membuat motif batik untuk menghilangkan rasa jenuh, sekaligus sebagai cara untuk memotivasi diri agar segera cepat pulih.
Dalam pembuatan motif dia juga tidak melibatkan karyawan, motif ia buat seketika setelah ide muncul dan lokasi pembuatannya juga di rumah sehingga aktivitasnya tidak berdampak ke masyarakat sekitar.
Dia telah menjalani isolasi mandiri sejak 10 Desember 2020 hingga saat ini, meski demikian sebelum menjalani isolasi ia mengaku telah merasakan gejala terpapar COVID-19.
"Waktu itu indra penciuman saya agak terganggu akhirnya saya memberanikan tes usap dan hasilnya pun positif," ungkapnya.
Ia juga menyebut telah tiga kali menjalani tes usap COVID-19, tes pertama dan kedua hasilnya positif, selanjutnya ketiga dengan hasil negatif, sementara hasil keempat masih belum dirilis oleh pihak terkait.
Ia mengaku cukup optimis hasil tesnya akan negatif, karena kondisi tubuhnya sudah dirasa sangat baik seperti sebelumnya, dan anggota keluarganya yang sebelumnya juga terpapar telah lebih awal dinyatakan sembuh dari COVID-19.
Kendati demikian selama berkumpul dengan keluarga ia tetap menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak dan sering mencuci tangan.
"Minta doanya mudah-mudahan hasil yang dirilis nanti negatif," ujarnya.
Baca juga: Tujuh pasien COVID-19 di Pesisir Selatan sembuh
Baca juga: Perajin Pesisir Selatan ini jadikan gambar COVID sebagai motif batik
Warna sebagai penyemangat
Semenjak motif COVID-19 dikenalkan pada November 2020 hingga saat ini pesanan terus mengalir, apalagi setelah motif tersebut ia sempurnakan selama menjalani isolasi mandiri.
"Awal dikenalkan sudah banyak memesan, namun karena kemarin pilkada sehingga tidak terlalu fokus. Namun, setelah disempurnakan pesanan malah semakin banyak," sebutnya.
Ia pun sengaja memberi sentuhan warna yang kinclong pada motif-motif yang dibuat, hal tersebut dimaksud untuk memberi semangat bagi warga yang terpapar dan para penyitas COVID-19.
"COVID-19 harus dilawan, warga yang terpapar dan para penyintas mesti bangkit, warna kinclong di motif yang saya buat merupakan simbol semangat untuk kita semua," ungkapnya.
Ia menyebut, warga yang terpapar dan para penyitas mesti harus digandeng, hanya saja hingga saat ini masih banyak yang menilai bahwa mereka adalah penyebar penyakit dan harus dijauhi.
"Sebenarnya tidak ada yang ingin yang terpapar COVID-19, namun karena berbagai faktor baik disengaja maupun tidak, akhirnya banyak yang terpapar. Dan tugas kita semua untuk saling menguatkan," ujarnya.
Apalagi dari pengalamannya, motivasi yang kuat merupakan obat paling mujarab untuk bisa sembuh dari COVID-19.
"Tidak gampang bagi warga yang terpapar dan para penyintas termotivasi tanpa adanya dukungan dari keluarga dan masyarakat sekitar, padahal mereka sangat ingin untuk sembuh," ucapnya.
Ia meyakini selain karena terdapat faktor lain yang sangat signifikan, rendahnya motivasi merupakan salah satu penyebab adanya warga terpapar yang dinyatakan meninggal dunia.
"Dengan bersama dan saling menguatkan mudah-mudahan kita semua bisa terbebas dari COVID-19 ini, Aamiin," katanya.
Baca juga: Total sudah 529 pasien COVID-19 di Pesisir Selatan dinyatakan sembuh
Baca juga: Satgas panggil BNI terkait pelanggaran protokol COVID-19
Upaya pencegahan
Kabupaten Pesisir Selatan merupakan daerah yang cukup intens meminimalkan paparan COVID-19, berbagai kebijakan terus diambil oleh kepala daerah, yang terbaru ialah menutup sementara objek wisata di daerah setempat.
Penutupan dilakukan terhitung sejak hari ini Rabu ini hingga 1 Januari 2021 sebagai upaya mencegah munculnya kluster baru penularan COVID-19.
Penutupan sementara objek wisata dituangkan dalam Surat Edaran Bupati Nomor 100/447/STC-19/XII/2020 pada tanggal 29 Desember 2020.
Dalam surat edaran itu, pengelola objek wisata, pengusaha, dan pelaku usaha wisata diharapkan tidak menerima kunjungan wisatawan.
Serta juga ditekan beberapa hal, mulai dari keharusan menutup objek wisata mulai hari ini sejak pukul 18.00 WIB sampai Jumat (1/1) pukul 10.00 WIB.
Kemudian melarang melakukan aktivitas apapun yang menimbulkan kerumunan serta melarang melakukan kegiatan perayaan peringatan tahun baru seperti, pesta kembang api, panggung hiburan dan sejenisnya.
Jika terjadi pelanggaran terhadap perorangan maupun penyelenggara kegiatan akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan Peraturan Daerah Sumatera Barat Nomor 6 Tahun 2020 dan peraturan lainnya.
Dalam pengawasan dan pengendaliannya Satuan Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Pesisir Selatan bekerja sama dengan personel dari TNI dan Polri.
Agar lebih efektif satuan tugas juga melibatkan camat dan wali nagari serta mendorong agar mereka untuk bekerjasama denga seluruh elemen masyarakat.
Baca juga: Lebih sehat dengan jeruk nipis di masa pandemi COVID-19
Baca juga: 1.280 orang warga Pesisir Selatan telah dites COVID-19
Kasus di Pesisir Selatan
Juru Bicara Satuan Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Pesisir Selatan, Rinaldi menyebut hingga saat ini jumlah warga yang terpapar COVID-19 di daerah setempat berjumlah 934 orang.
Dari 934 orang itu, 806 diantaranya sembuh, 26 meninggal dunia, serta 102 masih menjalani isolasi dan perawatan dengan rincian 11 dirawat di RSUD Dr M Zein Painan, satu di salah satu rumah swasta di Kota Padang.
Selanjutnya satu di BPSDM Padang, tiga di RSUP Dr M Djamil Padang, lima diisolasi di Rusunawa Painan Selatan dan 81 menjalani isolasi mandiri di rumahnya masing-masing.
Sementara kasus suspek gejala sedang dan berat sebanyak 33 orang, empat menjalani perawatan di RSUP Dr M Djamil Padang, 26 dirawat di RSUD Dr M Zein Painan serta tiga menjalani isolasi mandiri.
Berdasarkan catatannya hari ini tidak ada penambahan kasus COVID-19, dan kabar baiknya 12 orang dinyatakan sembuh.
Mereka yang sembuh ialah pasien ke 882, berjenis kelamin laki-laki dan beralamat di Jalan Imam Bonjol Painan, Kecamatan IV Jurai. Yang bersangkutan telah menjalani isolasi secara mandiri sejak 19 Desember 2020.
Selanjutnya pasien ke 883, berjenis kelamin perempuan, ia juga beralamat di Jalan Imam bonjol Painan, Kecamatan IV Jurai, ia juga menjalani isolasi secara mandiri sejak 19 Desember 2020.
Berikutnya pasien ke 884 yang berjenis kelamin laki-laki, yang bersangkutan beralamat sama dengan pasien ke 882 dan 883 termasuk waktu menjalani menjalani isolasi secara mandiri.
Seterusnya yang sembuh ialah pasien 885, 887, 767, 851, 900, 901 dan 916. Mereka diharapkan membantu satgas sebagai perpanjangan tangan dalam meminimalkan paparan COVID-19.*
Baca juga: Ada bocah positif, COVID-19 di Pesisir Selatan-Sumbar naik 35 orang
Baca juga: Pasien COVID-19 Pesisir Selatan bertambah dua orang
Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020