Sejumlah pengungsi kelompok rentan seperti lansia, balita, ibu menyusui, dan disabilitas datang di pengungsian di aula Desa Mertoyuidan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Kamis sore, dengan mengendarai puluhan mobil dan kendaraan roda dua.
Kepala Desa Paten Sutarno mengatakan warga Babadan 2 memang sempat pulang dari pengungsian pada Jumat (1/1) pagi, kemudian dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) meminta warga kembali lagi ke pengungsian karena ada peningkatan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan.
"Waktu berada di rumah masyarakat, kami juga merasakan tidak nyaman karena terdengar suara gemuruh dari Merapi," katanya.
Baca juga: Magelang perpanjang status tanggap darurat bencana Merapi
Baca juga: 286 warga Merapi di pengungsian Banyurojo kembali ke rumah
Ia menyampaikan dari sekitar 350 warga Dusun Babadan 2, yang mengungsi sekitar 200 jiwa.
Ia mengatakan kalau sewaktu-waktu ada peningkatan status Merapi dari Siaga ke Awas maka Dusun Babadan 2, maupun Babadan 1 siap dikosongkan.
"Kalau dari pihak BPPTKG menginstruksikan kenaikan status dari Siaga ke Awas nanti dusun kami Babadan 1 dan Babadan 2 harus dikosongkan," katanya.
Ia menuturkan dalam status Siaga ini warga yang masih tinggal di dusun setiap hari beraktivitas biasa.
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Magelang Gunawan mengatakan di masa Siaga Merapi ini memang ada 11 dusun dari 4 desa di Kabupaten Magelang yang mengungsi, terutama kelompok rentan. Mereka berada di 9 titik pengungsian.
"Di akhir Desember lalu para pengungsi sempat kembali ke kampung halaman karena mungkin kejenuhan dan ingin melihat rumah sehingga kita tidak bisa menghalangi," katanya.
Ia mengatakan ternyata berdasarkan kajian BPPTKG terjadi peningkatan aktivitas Gunung Merapi maka warga diminta kembali ke pengungsian lagi dan warga Babadan 2 ini merupakan kelompok terakhir yang kembali ke pengungsian.*
Baca juga: Sebagian pengungsi Merapi di Magelang kembali ke rumah
Baca juga: Jalur evakuasi di Merapi selesai diperbaiki
Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021