Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca berawan hingga hujan ringan di sekitar perairan Pulau Lancang dan Pulau Laki di Kepulauan Seribu, lokasi kecelakaan pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak dengan nomor penerbangan SJ 182.Semoga pencarian korban dan pesawat #SriwijayaAirSJ182 dilancarkan
Berdasarkan laporan data cuaca BMKG oleh Kepala Sub Bidang Analisis dan Prediksi Meteorologi Maritim BMKG Rismanto Effendi di laman Twitter resminya, @InfoHumasBMKG, Jakarta, Minggu, cuaca di perairan Pulau Lancang dan Pulau Laki pada pukul 07.00-13.00 WIB berawan tebal dengan kecepatan angin dari barat-barat laut 6-12 knot.
Kecepatan arus permukaan di bagian timur perairan tersebut adalah 10-30 cm per detik. Sementara tinggi gelombang wilayah perairan itu pada pagi hingga siang hari adalah 0,5-0,8 meter.
Baca juga: BMKG Supadio sebut tak ada indikasi gempa di Landak pada Sabtu (9/1)
Pada pukul 13.00-19.00 WIB, cuaca di lokasi kecelakaan pesawat SJ 182 diperkirakan akan mengalami hujan ringan, dengan kecepatan angin dari barat hingga barat laut 6-10 knot, kecepatan arus permukaan dari timur laut ke timur 10-25 cm per detik dan tinggi gelombang 0,3 sampai 0,5 meter.
Demikian juga dengan cuaca di wilayah tersebut pada pukul 19.00-01.00 WIB, yang diprediksi akan mengalami hujan ringan, dengan kecepatan angin di bagian barat adalah 10-15 knot dan kecepatan arus permukaan dari timur laut ke timur adalah 10-25 cm per detik. Sementara tinggi gelombangnya juga diperkirakan antara 0,3 sampai 0,5 meter.
Baca juga: BMKG imbau warga Bogor tenang dan waspadai puncak musim hujan
Di tengah pencarian puing-puing jatuhnya pesawat Sriwijaya Air bernomor penerbangan SJ 182 di perairan Pulau Lancang dan Pulau Laki, BMKG berharap pencarian korban dan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 berjalan lancar.
"Semoga pencarian korban dan pesawat #SriwijayaAirSJ182 dilancarkan, aamiin," menurut kutipan dari laman BMKG tersebut.
Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan diduga jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Baca juga: KRI Rigel-933 dikerahkan cari korban pesawat Sriwijaya Air
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.
Baca juga: Keluarga berharap ada mukjizat dan kabar baik dari Kapten Afwan
Keberadaan pesawat itu tengah dalam investigasi dan pencarian oleh Badan SAR Nasional (Basarnas) dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Koordinasi langsung dilakukan dengan berbagai pihak, baik Kepolisian, TNI maupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Sejumlah kapal laut milik TNI AL dikerahkan, sekitar 10 kapal diterjunkan ke lokasi diduga jatuhnya pesawat di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Di antara kapal-kapal TNI AL yang dikerahkan yakni KRI Teluk Gilimanuk-531 mengangkut para kru SAR dan juga awak media. Lalu KRI Rigel-933 milik Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Pushidrosal).
Baca juga: Keluarga kru pesawat Sriwijaya di Pesisir Selatan berharap keajaiban
Pewarta: Katriana
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021