“Sejak malam kemarin (Sabtu, 9/1), tim SAR 1 DMC Dompet Dhuafa bergerak menuju lokasi kejadian di Pantai Tanjung Kait setelah mendapat arahan dari Dantim Basarnas, disusul oleh tim Barzah yang bergerak menuju lokasi pukul 21.00 WIB," kata Direktur DMC Dompet Dhuafa Benny melalui keterangan pers yang diperoleh ANTARA di Jakarta, Minggu.
Ia mengatakan sejumlah relawan DMC Dompet Dhuafa bergabung dengan Tim SAR untuk pencarian korban kecelakaan pesawat terbang di Perairan Kepulauan Seribu sejak Sabtu (9/1) malam.
Baca juga: TIM DVI Polda Kalbar ambil 10 sampel DNA keluarga korban Sriwijaya Air
Relawan DMC Dompet Dhuafa juga telah berkoordinasi dengan Badan SAR Nasional (Basarnas) untuk turut membantu pencarian dan evakuasi korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di perairan Tanjung Kait, sekitar Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, Jakarta.
Sejak Sabtu malam, Dompet Dhuafa telah menerjunkan tenaga penyelam, satu armada Barzah dengan empat personel, ambulans dengan dokter dan perawat hingga Landing Craft Rubber (LCR) dengan empat awak SAR permukaan.
Baca juga: Tim gabungan temukan bagian pesawat Sriwijaya Air SJ 182
"Tim SAR 1 sampai di Pantai Tanjung Kait pukul 21.30 WIB. Pagi ini, Tim SAR 1 bersama Basarnas bertolak dari Pantai Tanjung Kait untuk melakukan operasi SAR jatuhnya pesawat Sriwijaya Air di Kepulauan Seribu,” ujar Benny.
Sementara itu, di Posko Induk Jakarta Internasional Container Terminal (JICT) Tanjung Priok, Jakarta Utara, sejumlah relawan gabungan melakukan apel pagi. Tim SAR 2 DMC Dompet Dhuafa dengan tim medis dan tim Barzah diarahkan oleh Dantim untuk menunggu di Posko Induk JICT 2 Tanjung Priuk, Jakarta Utara.
Baca juga: Nelayan Tangerang ikut mencari serpihan pesawat Sriwijaya Air
“Sampai saat ini tim masih terus melakukan evakuasi dan pencarian pesawat Sriwijaya Air yang jatuh di perairan Tanjung Kait sekitar Pulau Lancang. Semoga cuaca cerah, sehingga pencarian korban maupun pesawat Sriwijaya Air cepat ditemukan,” ujar Ketua Tim SAR DMC Dompet Dhuafa Erwandi Saputra.
Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Baca juga: Mantan Ketum HMI Mulyadi penumpang Sriwijaya SJ182 dikenal amat cerdas
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat take off dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.
Keberadaan pesawat itu tengah dalam investigasi dan pencarian oleh Basarnas dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Koordinasi langsung dilakukan dengan berbagai pihak, baik Kepolisian, TNI maupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Sejumlah armada angkatan laut milik TNI dikerahkan, sekitar 10 kapal diterjunkan ke lokasi diduga jatuhnya pesawat di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Di antara kapal-kapal TNI AL yang dikerahkan yakni KRI Teluk Gilimanuk-531 mengangkut para kru SAR dan juga awak media. Lalu KRI Rigel-933 milik Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Pushidrosal).
Pewarta: Katriana
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2021