Mantan Ketua Umum HMI Mulyadi yang menjadi salah satu penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan sekitar Kepulauan Seribu dikenal sebagai sosok yang amat cerdas dan tegas terhadap prinsip hidupnya.Malam itu, tampak betapa Mulyadi sangat bahagia dan puas menikmati pemutaran video pernikahannya. Kita sangat kehilangan sosoknya
Salah satu rekan dekat Mulyadi di organisasi kepemudaan Ahmad Nawawi di Jakarta, Minggu, mengatakan Mulyadi adalah sosok yang cerdas, tegas, dan memiliki prinsip hidup yang sangat kuat.
Baca juga: Basarnas serahkan temuan barang terkait Sriwijaya Air SJ-182 ke KNKT
“Meskipun berangkat dari latar belakang keluarga yang sederhana dan bukan dari kampus ternama, tapi Mulyadi bisa menunjukkan dan memaksimalkan kualitas dirinya sebagai seorang organisator sampai dia sukses memimpin PB HMI, organisasi mahasiswa Islam terbesar di Indonesia,” kata Nawawi yang menjabat sebagai Ketua Umum Gema MA (Matlaul Anwar).
Nawawi menambahkan, Mulyadi sejauh ia mengenalnya juga merupakan sosok yang tenang dan menenangkan.
Baca juga: Jasa Raharja lakukan pendataan terhadap 50 penumpang Sriwijaya Air
Ia bahkan punya kenangan tersendiri saat hadir pada pernikahan Mulyadi pada 20 November 2020 di Meranti Ballroom Mercure Hotel, Kota Pontianak.
“Malam itu, tampak betapa Mulyadi sangat bahagia dan puas menikmati pemutaran video pernikahannya. Kita sangat kehilangan sosoknya,” katanya.
Nawawi memiliki banyak kenangan lain bersama Mulyadi yang memang dikenal sangat aktif di organisasi kepemudaan.
Baca juga: IFG siap memberikan dukungan terkait insiden Sriwijaya Air SJ 182
“Saya pernah terlibat bersama di beberapa kegiatan, diantaranya Jambore Kebangsaan dan Wirausaha pada tahun 2017 dan bersama-sama mendirikan dan mendeklarasikan Relawan Samawi sebelum kampanye Pemilu Pilpres 2019,” kata Nawawi.
Nama Mulyadi diketahui masuk dalam daftar manifest pesawat Sriwijaya Air PK CLC register SJ 182 yang jatuh di area Kepulauan Seribu.
Namanya tak sendiri sebab ia ternyata bersama istri dan mertuanya yang juga tercatat dalam manifest tersebut yakni Makrufatul Yeti Srianingsih dan Khazanah.
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2021