Aitken melakukan debut F1 bagi Williams pada Grand Prix Sakhir sebagai pengganti George Russell, yang menggantikan Lewis Hamilton di Mercedes setelah ia dinyatakan positif COVID-19.
Aitken, lahir di London dari ayah yang berasal dari Skotlandia dan ibu asal Korea, mengatakan ia telah membuat gelombang di Korea kendati finis di urutan 16 di Bahrain.
Baca juga: Williams perluas kemitraan teknik dengan Mercedes mulai 2022
"Ada respon yang besar - lebih dari yang saya perkirakan – yang luar biasa karena biasanya Formula Satu tidak sepopuler itu di Korea," katanya kepada South China Morning Post yang dikutip Reuters, Minggu.
"Minat pada motorsport masih muda. Kami mempunyai banyak fans Korea yang berhubungan dan banyak yang mengikuti balapan karena asal usul saya. Banyak pertanyaan yang diajukan kepada saya mengenai bagaimana caranya untuk terlibat."
Formula Satu telah lama berkembang dari asalnya di Eropa, dengan Jepang ditambahkan sebagai venue Asia pertama pada 1976, diikuti Malaysia, yang kemudian dihentikan. China bergabung ke dalam daftar pada 2004, Singapura pada 2008 dan sekarang juga ada balapan di Timur Tengah. Korea Selatan menjadi tuan rumah empat balapan antara 2010 and 2013.
Baca juga: Grand Prix Australia dikabarkan diundur, Bahrain jadi seri pembuka
Aitken mengatakan fokusnya adalah untuk membantu meningkatkan popularitas motorsport di kawasan tersebut.
"Sudah terdokumentasi dengan baik bahwa motorsport itu tidak murah dan Anda harus bisa dipasarkan," katanya. "Pasar di Timur sangat menarik dan Korea jelas berada di urutan atas pada daftar tersebut.
"Jika mereka (pabrikan) bisa memanfaatkan saya untuk membuat mereka semakin berdaya jual, itu nilai tambah yang nyata," pungkas Aitken.
Baca juga: Wolff lanjut pimpin tim Mercedes F1 hingga tiga tahun ke depan
Baca juga: Perkuat kerjasama teknis, Williams gunakan girboks Mercedes mulai 2022
Pewarta: Fitri Supratiwi
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021