Presiden RI Joko Widodo menyinggung mengenai "kembalian" atau keuntungan yang diperoleh negara dari subsidi pupuk puluhan tahun, dalam Rakernas Pembangunan Pertanian Tahun 2021 yang diselenggarakan secara virtual di Istana Negara, Jakarta, Senin.dengan subsidi sebesar itu dalam 10 tahun negara telah mengeluarkan sebesar Rp330 triliun untuk pupuk
"Saya jadi ingat berapa puluh tahun kita subsidi pupuk, Rp30-an triliun, Rp33 triliun seinget saya. Return-nya apa? Kita beri pupuk, 'kembaliannya' ke kita apa? Apakah produksi melompat naik? Rp33 triliun, saya tanya 'kembaliannya' apa?" kata Presiden di Jakarta, Senin.
Presiden mengatakan dengan subsidi sebesar itu dalam 10 tahun negara telah mengeluarkan sebesar Rp330 triliun untuk pupuk. Angka tersebut menurut Presiden sangat besar.
Presiden mengatakan pupuk dan bibit adalah hal penting. Namun jika rutinitas hanya dilakukan terhadap hal-hal tersebut maka pertanian nasional tidak mampu bersaing.
Baca juga: Tahun 2021, Kementan tambah alokasi pupuk subsidi jadi 9 juta ton
Baca juga: Ketua DPD minta pemerintah jamin ketersediaan pupuk subsidi
"Tolong dievaluasi, ini ada yang salah. Saya sudah berkali-kali minta ini," kata Presiden.
Presiden menekankan yang diperlukan saat ini adalah menyiapkan lahan yang sangat besar untuk produksi pertanian.
"Tidak bisa kita lakukan hal-hal konvensional, yang rutinitas, monoton seperti yang kita lakukan bertahun-tahun. Kita harus membangun sebuah kawasan yang economic scale, nggak bisa yang kecil-kecil lagi," kata Presiden.
Oleh sebab itu, kata Presiden, dirinya mendorong food estate agar diselesaikan. Dia mengatakan, paling tidak food estate di Sumatera Utara, dan Kalimantan Tengah harus diselesaikan tahun ini.
"Kita mau evaluasi masalah lapangannya apa. Teknologi apa yang kurang. Karena ini akan jadi contoh," jelasnya.
Baca juga: KTNA terima kenaikan HET pupuk subsidi asalkan pupuk tidak langka
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021