“Ada 207 personel dengan 80 penyelam. Kemudian ada 15 kapal dari Polri, baik besar maupun kecil,” katanya saat konferensi pers di atas Kapal Polisi Bisma 8001 di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan personel dan sarana yang dikerahkan tersebut secara umum dalam rangka untuk mendukung kegiatan SAR yang dilaksanakan oleh Basarnas, angkatan laut serta tim.
Baca juga: 11 KRI bantu evakuasi puing Sriwijaya Air di Kepulauan Seribu
Baca juga: Tim pencarian korban Sriwijaya Air perluas areal penyisiran
Hal itu juga bagian dari kesiapan dari jajaran kepolisian untuk membantu pelaksanaan SAR. Dengan kata lain, merupakan peran dan komitmen Polri untuk menjalankan protokol keselamatan dan penyelamatan bencana yang ada di darat maupun di laut.
“Perbantuan Polri bergabung bersama dengan teman-teman dari Basarnas, dari angkatan laut dan relawan laut untuk melakukan kegiatan SAR kecelakaan pesawat ini,” ujarnya.
Menurutnya, kegiatan dalam rangka mengumpulkan serpihan pesawat dan pencarian korban tersebut dilaksanakan dengan komando dari Basarnas, termasuk untuk waktu pelaksanaan, jajaran Polri menyesuaikan keputusan dari Basarnas serta dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada.
Sebab, ujar dia, sudah ada pembagian tugas tersendiri dari Basarnas dan angkatan laut dalam pelaksanaan kegiatan SAR tersebut.
Terkait kondisi pada Januari yang masih berada pada musim angin dan gelombang tinggi, pencarian serpihan pesawat maupun korban dilakukan dengan perluasan area penyisiran.
Baca juga: Sriwijaya Air berangkatkan sembilan keluarga korban ke Jakarta
Baca juga: Didirikan dapur umum di Posko Crisis Center Bandara Supadio
“Ini ada kemungkinan korban yang dapat kita temukan dan kemudian dikomunikasikan dengan tim,” kata dia.
Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air bernomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021