"Bawa ijazah dan Kartu Keluarga (KK)," ujar Sugito, paman Yoga, saat ditemui wartawan di Jakarta, Senin.
Sugito masih berharap menemukan kabar baik dari peristiwa tersebut. Pasalnya, Yoga (30) sempat menggunakan maskapai lain saat berangkat dari Lubuk Linggau, Sumatera Selatan.
Ia baru berganti maskapai Sriwijaya Air ketika transit di Jakarta, sebelum bertolak ke Pontianak, Kalimantan Barat.
Baca juga: Sriwijaya Air fasilitasi keluarga korban asal Lampung jika ke Jakarta
Baca juga: Sriwijaya Air berangkatkan sembilan keluarga korban ke Jakarta
Yoga adalah karyawan salah satu perusahaan pembangunan tower jaringan telekomunikasi. Ia sudah malang-melintang bekerja di sana dan kerap ditempatkan di luar kota.
Sugito mengatakan Yoga baru saja akan ditempatkan bekerja di Pontianak oleh perusahaannya.
"Tadinya (bekerja) di Jakarta, terus sempat pulang ke Lubuk Linggau, lalu (bekerja) ke Pontianak. Tapi transit (dulu) di Jakarta," kata Sugito.
Sebelumnya, pria yang memiliki dua anak yang masih balita itu sudah pernah ditempatkan perusahaan untuk bekerja di Papua, Ambon, dan Bali.
Sebelum berangkat ke Pontianak, Yoga sempat meminta istrinya memakai baju putih. Sedangkan anak-anaknya diminta memakai baju Yoga.
Saat itu, Sugito tidak tahu mengapa permintaan tersebut diajukan.
"Enggak tahu kenapa," kata Sugito.
Sesaat sebelum kejadian nahas tersebut, istri Yoga juga masih sempat berkontak dengan suaminya.
Baca juga: Kediaman Kapten Afwan dibanjiri karangan bunga duka cita
Baca juga: Pemprov Lampung pastikan keluarga korban Sriwijaya Air dapatkan haknya
"Sekitar jam 13.00 WIB, mereka berangkat ke Pontianak (dari Jakarta). Nah selang beberapa menit, hilang kontak. Serempak dengan itu, kan di dalam pesawat, ponsel dimatikan," kata Sugito.
Akhirnya, ketika tiba di Pontianak, mereka diberi kabar dari rekan kantor Yoga di Pontianak bahwa di dalam data manifest Sriwijaya Air yang hilang kontak, tertera nama Rion Yogatama.
Sembari menunggu kabar, keluarga pun berangkat ke Jakarta pada Sabtu malam (9/1) dan diberi penginapan oleh maskapai Sriwijaya Air, walau akomodasi ke Jakarta mereka tanggung dari kocek pribadi.
Hingga pada Senin (11/1) keluarga Yoga pun datang ke RS Polri untuk mengonfirmasi data fisik ante mortem milik Yoga.
Sugito mengatakan keluarga berharap pihak Rumah Sakit dapat memberi kejelasan mengenai kabar Yoga yang sebenarnya.
Baca juga: Polri kerahkan 207 personel cari serpihan dan korban Sriwijaya Air
Baca juga: Masyarakat diminta bijak sampaikan informasi SJ 182
"Harapannya supaya cepat ketemu, cepat dikubur lah dengan baik-baik," kata Sugito.
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2021