“Tujuannya adalah sebagai langkah preventif. Kalau kita tahu akar persoalan bencana yang terjadi, maka penanggulangannya tak hanya pada saat bencana itu datang, namun sebelum bencana menerpa," kata LaNyalla dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin.
Dia memberi contoh longsor di Sumedang. Jika saja bencana itu disebabkan oleh kerusakan alam, maka sudah semestinya pemerintah daerah melakukan tindakan preventif melalui berbagai macam kebijakan.
Baca juga: Sekda Sumedang: Lebih dari 14 rumah tertimbun longsor
Baca juga: Tim SAR rilis data identitas 13 korban tewas dalam longsor Sumedang
"Langkah preventif itu bisa dituangkan melalui peraturan daerah (perda). Dengan begitu, langkah upaya meminimalisasi bencana dapat dilakukan sedini mungkin," papar dia.
Pada saat yang sama, LaNyalla memberikan apresiasi kepada petugas gabungan dan relawan yang bekerja cepat mengevakuasi korban longsor Sumedang.
"Saya ucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-setingginya kepada petugas gabungan dan relawan yang sudah bekerja keras mengevakuasi korban," tambah dia.
Sebanyak 900 orang dari berbagai unsur dilibatkan dalam proses pencarian di hari ketiga korban longsor di Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Petugas SAR gabungan masih mencari korban yang tertimbun longsor di Dusun Bojongkondang, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang. Hingga Minggu (10/1) pukul 16.00 WIB, petugas menemukan 13 korban dalam keadaan meninggal dunia dan 27 korban lainnya masih dalam status pencarian.*
Baca juga: Sekda Sumedang: Ada dua rumah dihuni delapan orang tertimbun longsor
Baca juga: BPBD Cianjur mencatat penanganan longsor di jalan nasional tuntas
Baca juga: 900 petugas melakukan pencarian korban longsor Sumedang hari ketiga
Pewarta: Indriani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021