"Kami dari Satgas sudah menyiapkan, apabila ada pasien yang meninggal sampai ke makam," kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Tulungagung Galih Nusantoro di Tulungagung, Selasa.
Baca juga: Tulungagung bekukan seluruh izin hajatan antisipasi lonjakan COVID-19
Baca juga: Satgas Tulungagung tegur bank BUMN karena "sembunyikan" pasien COVID
Penegasan itu disampaikan Galih menyusul adanya laporan relawan "abal-abal" yang menawarkan jasa pemakaman dengan biaya hingga Rp2,3 juta. Biaya yang dibebankan kepada keluarga pasien itu belum termasuk biaya perlengkapan APD (alat pelindung diri) saat proses pemakaman, serta biaya penyemprotan atau desinfeksi.
"Tentu kami sangat menyesalkan ada oknum warga atau oknum kelompok warga yang memanfaatkan situasi di tengah bencana (pandemi) seperti ini. Janganlah orang sudah susah dibuat susah lagi," katanya.
Jika ada relawan yang menarik biaya dalam pemakaman pasien, dirinya meminta masyarakat melaporkan ke Satgas Penanganan COVID-19.
Pasien positif COVID-19 yang meninggal akan langsung dikirimkan ke pemakaman desa setempat dengan keadaan dipeti.
Peti ini sudah disemprot dengan disinfektan, sehingga aman untuk dilakukan pemakaman, asalkan tidak dibuka.
Jika masyarakat takut untuk memakamkan sendiri, bisa menghubungi relawan di tingkat koordinator relawan kabupaten atau Satgas Penanganan COVID-19.
Baca juga: Ibu dan anak di Tulungagung meninggal positif COVID-19
"Kami dari Satgas sudah menyiapkan, apabila ada pasien yang meninggal ditangani sampai ke makam,” katanya.
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021