• Beranda
  • Berita
  • Riset: Teknologi digital tingkatkan infrastruktur transportasi Jakarta

Riset: Teknologi digital tingkatkan infrastruktur transportasi Jakarta

13 Januari 2021 13:42 WIB
Riset: Teknologi digital tingkatkan infrastruktur transportasi Jakarta
Ilustrasi. (ANTARA/Ericsson)
Laporan "Augmenting the Daily Commute" dari Ericsson ConsumerLab menunjukkan bahwa teknologi digital memberi pengaruh penting bagi peningkatan infrastruktur transportasi di Jakarta.

Ericsson menilai, infrastruktur lalu lintas yang baik sangat dibutuhkan guna meningkatkan efisiensi perjalanan.

Penelitian dilakukan untuk mencari tahu pendapat dan kebiasaan masyarakat guna menawarkan pengalaman perjalanan yang lebih memuaskan di era yang semakin digital dan terhubung.

Masyarakat akan memiliki ekspektasi tinggi terhadap gawai, konektivitas seluler, serta kendaraan yang digunakan sehari-hari ketika melakukan perjalanan untuk beraktivitas maupun untuk mengikuti kegiatan sosial dan hiburan.

Penelitian Ericsson menunjukkan bahwa mayoritas responden tidak mempermasalahkan lamanya waktu yang ditempuh dalam suatu perjalanan.

Baca juga: Bisakah "vehicle-to-vehicle" diadaptasi Indonesia lewat 5G?

Baca juga: Spektrum jadi kunci utama siapkan 5G di Indonesia


Lebih dari itu, satu dari empat responden mengakui bahwa mereka rela berangkat 20 menit lebih awal jika hal tersebut menjamin kenyamanan dalam perjalanan.

Selain kenyamanan, poin penting yang ditekankan oleh responden adalah kepastian untuk mencapai tujuan dengan tepat waktu. Hal ini lebih penting daripada mengurangi durasi total perjalanan. Maka dari itu, memiliki akses terhadap informasi lalu lintas secara real-time memengaruhi tingkat kepuasan seseorang.

Memiliki mental space terbukti penting dalam menjaga kepuasan seseorang ketika berada dalam sebuah perjalanan.

Savvy commuters merupakan sebuah istilah untuk komuter yang menikmati perjalanan secara cerdas, dimana mereka akan selalu berusaha untuk menciptakan lingkungan yang positif dan menyenangkan dalam perjalanan, termasuk mental space yang cukup.

Berdasarkan laporan Ericsson, 57 persen savvy commuters di Jakarta mengakui bahwa mereka memiliki mental space yang luas. Di lain sisi, 32 persen komuter yang tidak puas dengan perjalanannya mengaku memiliki mental space yang sempit.

Perangkat elektronik dan konektivitas memainkan peran yang krusial bagi seseorang untuk menciptakan sebuah mental space yang luas.

Sebanyak 61 persen responden dari Jakarta menyatakan bahwa mereka menggunakan smartphone mereka untuk meraih tujuan tersebut.

Sebanyak 56 persen responden di Jakarta masih mengandalkan kendaraan pribadi sebagai transportasi utama mereka. Menggunakan kendaraan pribadi menawarkan fleksibilitas, di mana pengguna dapat berangkat ke suatu tujuan kapanpun ia mau.

Hal ini berbanding terbalik dengan porsi penggunaan transportasi umum pada 12 persen. Namun, pertimbangan faktor biaya dan niat untuk menjaga lingkungan membuat transportasi umum menjadi pilihan yang semakin populer di beberapa wilayah termasuk Jakarta.

Perkembangan layanan mobilitas merupakan kunci yang penting dalam meningkatkan kualitas suatu perjalanan. Pada kenyataannya, masyarakat Jakarta saat ini masih memiliki persepsi yang cukup buruk akan infrastruktur dan fasilitas transportasi.

Sebanyak 29 persen responden berpendapat bahwa kondisi infrastruktur tersebut akan memburuk (more crowded) setiap tahunnya, sedangkan 31 persen responden menyatakan bahwa penggunaan infrastruktur transportasi telah melebihi batas wajar.

Baca juga: Akses 5G diprediksi jangkau 1 miliar orang di dunia pada akhir 2020

Baca juga: Ericsson perkirakan 220 juta pelanggan 5G hingga akhir tahun

Baca juga: Ericsson perkirakan pelanggan 5G dunia capai 190 juta akhir 2020


 

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021