Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menegaskan rekaman suara pilot di kokpit atau Cockpit Voice Recorder (CVR) sebagai bagian kotak hitam Sriwijaya Air SJ-182 belum ditemukan dan menjadi fokus pencari pada hari kedelapan atau setelah perpanjangan operasi SAR.CVR belum kita temukan yang beredar baru 'casing', bungkusnya
"CVR belum kita temukan yang beredar baru 'casing', bungkusnya," kata Direktur Operasi Basarnas Brigadir Jenderal TNI (Mar) Rasman di Dermaga 2 JICT Tanjung Priok Jakarta, Sabtu.
Baca juga: SAR Yontaifib gunakan ROV cari CVR Sriwijaya Air
Kotak hitam sendiri terdiri dari dua bagian yakni CVR dan Flight Data Recorder (FDR) yang merekam aktivitas penerbangan.
Sebelumnya, Panglima Komando Armada (Koarmada) I Laksamana Muda TNI Abdul Rasyid mengatakan bagian dari CVR yakni baterai dan "casing" ditemukan oleh tim penyelam pada Jumat (15/1).
Namun, bagian terpenting dari CVR yakni memori masih belum ditemukan.
Baca juga: Tim SAR tambah penyelam cari CVR, korban dan puing SJ-182
Sedangkan, FDR sudah ditemukan Tim SAR Gabungan pada 12 Januari 2021 sekitar pukul 14.00 WIB di perairan Kepulauan Seribu.
Tim SAR gabungan akan memaksimalkan pencarian CVR, korban dan serpihan SJ-182 pada hari pertama perpanjangan operasi pencarian selama tiga hari atau hingga Senin (18/1).
Tim SAR Gabungan juga mengerahkan 360 orang penyelam untuk mencari tiga obyek tersebut.
Baca juga: Tim SAR gabungan: CVR masih dalam pencarian
Untuk pencarian bawah air, Tim SAR Gabungan akan memprioritaskan pencarian di empat sektor dengan masing-masing luas area mencapai 4 mil laut (NM2) atau total 16 mil laut di Perairan Kepulauan Seribu.
Tim SAR mengerahkan KR Baruna Jaya, KRI Rigel, Tim MGS dan KS Ara Kemekomarves untuk pencarian bawah air.
Pencarian di bawah permukaan air menggunakan Metal Detector Underwater dan Remote Operated Underwater Vehicle (ROV).
Baca juga: Kotak hitam CVR Sriwijaya masih dicari
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021