Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri menyampaikan bahwa sebanyak 15 dokumen kematian korban jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ-182 telah selesai diterbitkan.15 dokumen sudah selesai
"15 dokumen sudah selesai," ujar Direktur Jenderal Dukcapil Zudan Arif Fakrulloh dalam jumpa pers di Rumah Sakit Polri Kramat jati, Jakarta Timur, Minggu.
Zudan menjelaskan, dari 15 dokumen kematian tersebut, 13 di antaranya sudah diserahkan kepada pihak keluarga. Sementara dua dokumen lainnya masih menunggu proses penyerahan.
Diketahui, hingga Minggu pagi Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri telah berhasil mengidentifikasi sebanyak 24 jenazah, yakni atas nama Okky Bisma, Khasanah, Fadly Satrianto, Asy Habul Yamin, Indah Halimah Putri, Agus Minarni, Ricko.
Selanjutnya Ihsan Adhlan Hakim, Mia Trasetyani, Yohanes Suherdi, Pipit Priyono, Supianto, Toni Ismail, Dinda Amelia, Isti Yudha Prastika, Putri Wahyuni dan Rahmawati, Makrufatul Yeti, Rosi Wahyuni, Rizki Wahyudi, Nelly, Beben Sopian, Arifin Ilyas dan Arneta Fauzia.
Baca juga: Tim DVI Polri telah terima 188 kantong jenazah Sriwijaya Air SJ-182
Baca juga: Tim DVI kumpulkan 351 sampel DNA keluarga dan korban Sriwijaya Air
Terkait dokumen kematian untuk sembilan korban lainnya, Zudan mengatakan bahwa pihaknya tengah menyelesaikan proses penerbitan tersebut. "Yang sembilan pagi ini sedang proses penerbitan," ucap dia.
Dalam kesempatan itu, Zudan kembali mengingatkan bahwa seluruh proses penerbitan dokumen kematian dilakukan oleh Ditjen Dukcapil bekerja sama dengan Tim DVI Polri dan pihak Rumah Sakit Polri.
"Untuk mengurus dokumen kematian apabila jenazahnya meninggal atau ditemukan di rumah sakit seperti kasus ini cukup Direktorat Jenderal Dukcapil dan Dinas Dukcapil daerah yang menguruskan, keluarga tidak perlu ikut urus, nanti biar kami yang membereskan semua bersama tim DVI dan Rumah Sakit Polri," tutur Zudan.
Diketahui, Pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat tinggal landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data "manifest", pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.
Baca juga: Delapan jenazah korban jatuhnya Sriwijaya Air diserahkan ke keluarga
Baca juga: Hingga 16 Januari, Jasa Raharja serahkan santunan 17 korban SJ 182
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2021