Petugas Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Boyolali melakukan pendataan dengan memberikan identitas hewan ternak atau necktag milik warga, di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Desa Klakah Kecamatan Selo, kabupaten setempat, Senin.Jadi dalam pendataan itu, tidak hanya memberikan penomoran, dan penjumlahan populasi, tetapi juga untuk mengetahui siapa pemilik ternak, atau seseorang mempunyai ternak berapa ekor sudah ada tandanya
Tim Kesehatan Hewan Disnakkan Boyolali berawal melakukan pendataan ternak baik jenis sapi maupun kambing milik warga, di Dukuh Sumber dan Bakalan, di Desa Klakah, atau lokasinya paling tinggi dengan puncak yang masuk KRB III Merapi, memberikan tanda dengan diikatkan ke tali keluh ternak sapinya.
Menurut Kepala Bidang Kesehatan Hewan Disnakkan Kabupaten Boyolali, dokter hewan Aviany Rifdania, kegiatan mendata dengan memberikan penomoran dan tanda identitas terhadap hewan ternak tersebut tujuannya agar masyarakat merasa aman, jika sewaktu-waktu terjadi erupsi dilakukan evakuasi ternaknya tidak bakal tertukar.
Baca juga: Boyolali kembangkan "barcode" digital untuk ternak sapi
"Jadi dalam pendataan itu, tidak hanya memberikan penomoran, dan penjumlahan populasi, tetapi juga untuk mengetahui siapa pemilik ternak, atau seseorang mempunyai ternak berapa ekor sudah ada tandanya. Ketika terjadi ada evakuasi, maka peternak merasa aman dan nyaman karena ternak mereka tidak mungkin tertukar dengan lainnya," kata Aviany Rifdania.
Kegiatan pendataan dengan memberikan identitas ternak di KRB III Merapi diawali dari dua Dukuh Sumber dan Bakalan, di Desa Klakah ini. Setelah itu, dilanjutkan ke Desa Jrakah dan Tlogolele yang juga masuk KRB III Merapi.
"Kami selain Desa Klakah, sesuai petunjuk dari BPBD Kabupaten Boyolali, ada tiga desa yang masuk KRB III Merapi, yakni Klakah, Tlogolele, dan Jrakah," katanya.
Baca juga: Cegah rabies, Dinas Peternakan Boyolali-Jateng sterilisasi hewan peliharaan
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021