Dikutip dari Reuters, Rabu, dua rumah sakit di wilayah Warwick dan Startford-upon-Avon menggunakan buku besar terdistribusi (distributed ledger), salah satu jenis blockchain, untuk melacak vaksin dan obat kemoterapi, serta mengawasi lemari pendingin tempat menyimpan vaksin.
Baca juga: Aplikasi pemantau COVID-19 Samsung tersedia untuk pengguna Indonesia
Kedua rumah sakit tersebut menggunakan teknologi untuk mencatat data bersama dengan rantai pasokan dari Everyware, yang juga mnegawasi vaksin di National Health Service, serta Hedera, miliki Alphabet Inc dan IBM.
Reuters melaporkan banyak perusahaan yang menawarkan teknologi blockchain untuk memantau distribusi vaksin COVID-19 hingga tempat penyimpanan vaksin.
"Kami memastikan data akurat dan bisa diverifikasi data tersebut tidak pernah diubah," kata Tom Screen dari Everyware.
Everyware berpendapat vaksin sebenarnya bisa diawasi tanpa teknologi blockchain, namun, buku besar manual rentan sekali memuat kesalahan.
Insinyur elektro-bio medis di NHS South Warwickshire, Steve Clarke, menyatakan blockchain membantu mereka memberikan perawatan yang aman untuk pasien.
Baca juga: LINE luncurkan LINE Blockchain Developers dan BITMAX Wallet
Baca juga: IBW 2020 fokus pada teknologi blockchain "decentralized"
Baca juga: Tokocrypto sediakan platform Waves lewat ekosistem DApps
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021