"Awan panas guguran delapan kali dengan amplitudo maksimum 30 mm, durasi maksimum 192 detik," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida melalui keterangan resminya di Yogyakarta, Rabu.
Hanik menjelaskan berdasarkan periode pengamatan mulai pukul 12.00 sampai 18.00 WIB, awan panas guguran pertama keluar pada pukul 14.07 WIB yang tercatat di seismogram dengan amplitudo 20 mm dan durasi 192 detik. Jarak luncurnya diperkirakan sejauh 1.000 meter yang berlangsung saat cuaca mendung.
Baca juga: Gunung Merapi keluarkan tiga kali awan panas sejauh 700-1.200 meter
Awan panas kedua meluncur pada pukul 14.27 WIB yang tercatat di seismogram dengan amplitudo 30 mm dan durasi 117 detik. Awan panas meluncur ke Kali Boyong dengan jarak luncur 1.500 meter dan angin bertiup ke utara.
Selanjutnya awan panas guguran terjadi pada pukul 14.58 WIB dengan amplitudo 13 mm dan durasi 56 detik. Jarak luncur tidak teramati karena cuaca berkabut dan mendung.
Awan panas berikutnya pada pukul 15.26 WIB dengan amplitudo 15 mm dan durasi 96 detik. Jarak luncur tidak teramati karena cuaca berkabut dan mendung.
Awan panas guguran kelima meluncur pada pukul 16.22 WIB yang tercatat dengan amplitudo 15 mm dan durasi 112 detik. Jarak tidak teramati karena cuaca mendung dan berkabut.
Kemudian keenam pada pukul 16.56 WIB yang tercatat di seismogram dengan amplitudo 15 mm dan durasi 96 detik. Jarak luncurnya tidak teramati karena cuaca berkabut dan mendung.
Baca juga: Sleman belum pulangkan pengungsi meskipun Merapi sudah erupsi efusi
Awan panas guguran ketujuh pada pukul 17.14 WIB yang tercatat dengan amplitudo 2 mm dan durasi 11 detik. Jarak luncur 400 meter ke arah barat daya.
Terakhir, terjadi pada pukul 17.17 WIB. Awan panas guguran ini tercatat dengan amplitudo 7 mm dan durasi 72 detik. Jarak luncur 800 meter ke arah barat daya.
Sebelumnya, selama periode pengamatan Rabu (20/1) pukul 00.00 sampai 06.00 WIB, BPPTKG juga mencatat tiga kali awan panas guguran keluar dari Gunung Merapi dengan jarak luncur maksimum 1.200 meter ke arah barat daya.
"Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Merapi dan mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik," kata Hanik Humaida.
BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga dengan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer.
Sedangkan apabila terjadi letusan eksplosif, lontaran material vulkanik dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Maka dari itu, BPPTKG merekomendasikan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Merapi dalam KRB III untuk dihentikan.
Selain itu, pelaku wisata diimbau tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak Merapi.
Baca juga: BPPTKG : Gunung Merapi sudah erupsi efusif
Baca juga: Warga Boyolali rasakan guguran abu dari Merapi
Baca juga: Antisipasi erupsi Merapi, ternak di Boyolali diberi "necktag"
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021