Bantuan tersebut merupakan (bentuk) pernyataan solidaritas Uni Eropa kepada Indonesia atas banyaknya korban gempa. Kedekatan hubungan kita mendorong kami untuk mengulurkan tangan
Uni Eropa menyalurkan bantuan darurat senilai 500.000 euro atau sekitar Rp8,5 miliar untuk membantu masyarakat korban gempa bumi di Sulawesi Barat.
"Bantuan tersebut merupakan (bentuk) pernyataan solidaritas Uni Eropa kepada Indonesia atas banyaknya korban gempa. Kedekatan hubungan kita mendorong kami untuk mengulurkan tangan," kata Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Pike, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Pendanaan Uni Eropa tersebut disalurkan melalui Operasi Perlindungan Sipil dan Bantuan Kemanusiaan Uni Eropa atau European Civil Protection and Humanitarian Aid Operations (ECHO) sebesar 300.000 euro serta lewat Disaster Relief Emergency Fund (DREF) sebesar 200.000 euro.
Bantuan dana tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan bagi 24.000 masyarakat di beberapa wilayah yang terdampak gempa bumi di Kabupaten Majene, Mamuju dan Polewali Mandar.
Baca juga: Pemprov Sulsel pulangkan 102 warga Jatim dan Jateng
Baca juga: Kemensos pastikan pemulihan psikososial korban gempa terpenuhi
Pendistribusian bantuan tersebut melibatkan lembaga kemanusiaan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, Adventis Development and Relief Agency (ADRA) Internasional, serta Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah atau The International Federation of Red Crosss and Red Crescent Societies (IFRC).
Bantuan akan diberikan dalam bentuk uang tunai, peralatan tempat tinggal darurat, perlengkapan kesehatan, persediaan air bersih serta kebutuhan darurat lainnya.
Uni Eropa juga akan menyediakan pelatihan kepada masyarakat setempat tentang cara pembangunan kembali rumah agar lebih tahan terhadap bencana. Perhatian khusus juga akan diberikan kepada kelompok paling rentan dan terpinggirkan, termasuk rumah tangga yang dikepalai oleh perempuan dan penyandang disabilitas.
Gempa bumi berskala 6,2 SR mengguncang sejumlah daerah di Provinsi Sulawesi Barat pada Jumat (15/1) dini hari pukul 01.28 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat getaran gempa tersebut berpusat di enam kilometer timur laut Majene.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat korban meninggal dunia akibat gempa tersebut mencapai 91 jiwa hingga Kamis pagi, sementara pengungsi tercatat sebanyak 9.910 jiwa yang tersebar di sejumlah titik.
Di Kabupaten Mamuju untuk sementara terdapat lima titik pengungsian di Jalu, Stadion Mamuju, Gerbang Kota Mamuju, Tapalang dan Kantor Bupati; sedangkan di Kabupaten Majene tercatat dua titik pengungsian di SPN Malunda dan Desa Sulet Malunda.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat menetapkan status Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi selama 14 hari hingga 28 Januari.
Baca juga: Divif 3 Kostrad salurkan bantuan untuk korban gempa Sulbar
Baca juga: Kemenhub apresiasi Pelni angkut bantuan kemanusiaan ke Sulbar-Kalsel
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2021