Direktur Utama Badan Amil Zakat Nasional M Arifin Purwakanta dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat, mengatakan seiring dengan pemerataan informasi itu perlu juga dibentuknya forum-forum diskusi bersama meninjau regulasi beasiswa agar sesuai dengan konteks dan perkembangan terbaru.
"Forum tersebut akan menjadi wajah evaluasi secara berkala terhadap proses, tahapan dan dampak beasiswa," kata dia dalam Kongres Beasiswa Indonesia yang digelar Indonesia Scholarship Center dan BAZNAS.
Baca juga: Baznas salurkan beasiswa kaderisasi ulama
Baca juga: Baznas Jaksel salurkan beasiswa untuk 755 mahasiswa terdampak COVID-19
Kepala Lembaga Beasiswa BAZNAS (LBB) Sri Nurhidayah mengatakan dalam pemberian beasiswa BAZNAS menerapkan proses verifikasi yang detail agar program tepat sasaran. Pemeriksaan yang detail itu, kata dia, agar penerima tidak mendapatkan beasiswa rangkap dari lembaga lain.
BAZNAS, kata dia, memiliki program beasiswa untuk dalam negeri bagi pelajar fakir miskin atau tidak mampu. Beasiswa untuk lembaga pendidikan di luar negeri juga diadakan lewat kemitraan dengan PPMI setempat seperti di Mesir dan Malaysia.
Sementara itu, Direktur Kerjasama Indonesia Scholarship Center Muhammad Fadhli mengatakan pemerataan informasi akan membuat beasiswa semakin mudah diakses seluruh kalangan, sehingga dengan sendirinya beasiswa itu akan mendorong pada tumbuhnya budaya kompetisi pendidikan yang progresif dan turut memajukan sumber daya manusia Indonesia.
Ia berharap, ke depan semakin banyak pusat-pusat pelatihan persiapan beasiswa dan pelatihan SDM unggul yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Harapannya lainnya, agar ada sinergi antara lembaga pengelola beasiswa, pemerintah pusat dan daerah, perusahaan, lembaga swadaya masyarakat komunitas beasiswa dan semua pihak terkait dengan beasiswa.
Baca juga: Beasiswa pendidikan siswa berprestasi disiapkan Baznas Biak-Papua
Baca juga: BAZNAS buka pendaftaran beasiswa perguruan tinggi untuk dhuafa
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021