Koalisi masyarakat sipil Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI) bersama LaporCovid-19 dan PUSKAPA Universitas Indonesia menyampaikan delapan langkah kebijakan strategis kepada Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin untuk mengatasi pandemi COVID-19.Ada 8 langkah strategis dan 7 langkah preskriptif yang kami susun dan rekomendasikan kepada Menkes
"Ada delapan langkah strategis dan tujuh langkah preskriptif yang kami susun dan rekomendasikan kepada Menteri Kesehatan," kata Chief Strategist CISDI Yurdhina Meilissa melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan dengan kondisi darurat kesehatan seperti saat ini, Menkes tidak memiliki banyak opsi karena mempertaruhkan nyawa manusia.
Baca juga: CISDI dorong transformasi layanan kesehatan primer untuk atasi pandemi
Delapan langkah strategis tersebut yakni, pertama, penyusunan dokumen strategi penanganan dan pengendalian wabah. Kedua, karantina wilayah di provinsi dengan kasus terbanyak dan tempat tidur terbatas.
Langkah ketiga yakni menggerakkan birokrasi dan komunikasi Menkes dan para Gubernur. Keempat, peningkatan supervisi dan sistem pemantauan capaian secara "real-time".
Selanjutnya, yang kelima yakni memperbanyak rumah sakit khusus COVID-19 dan konversi puskesmas berstandar Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar (PONED) untuk merawat kasus sedang.
Kemudian, menawarkan izin praktik sementara bagi mahasiswa dan tenaga kesehatan non-klinis, ketujuh mengoptimalkan infrastruktur BNPB hingga tingkat daerah dan terakhir pelibatan bermakna masyarakat sipil dalam perencanaan, implementasi hingga kontrol eksternal implementasi.
Baca juga: CISDI rekomendasikan solusi dukung efektivitas penanganan COVID-19
Ia mengatakan rekomendasi strategis tersebut juga dibarengi dengan rekomendasi tingkat operasional untuk membantu gerak Menkes agar lebih cepat dan cekatan.
Delapan kebijakan strategis yang disampaikan CISDI bersama LaporCovid-19 dan PUSKAPA Universitas Indonesia tersebut dilatarbelakangi persoalan COVID-19 di Tanah Air yang semakin mengkhawatirkan.
Senada dengan itu, Co-Leads LaporCovid-19 Irma Hidayana memperingatkan bahwa layanan kesehatan di Indonesia sudah mengkhawatirkan.
Baca juga: Survei CISDI catat sejumlah kendala dalam layanan penanganan COVID-19
"LaporCovid-19 menerima laporan dan pengaduan dari masyarakat bahwa mereka semakin susah mendapatkan pelayanan kesehatan dalam kondisi parah sekalipun," kata dia.
Bahkan, di beberapa daerah keterisian tempat tidur, Intensive Care Unit (ICU) dan ruang isolasi per 2 Januari 2021 sudah melebihi 70 persen.
"LaporCovid-19 juga mendapatkan total 39 laporan kasus pasien terutama di Jabodetabek yang ditolak rumah sakit karena penuh, pasien yang meninggal di perjalanan, serta meninggal di rumah karena ditolak rumah sakit," ujar dia.
Baca juga: GMBC dorong anak muda dilibatkan dalam pengendalian COVID-19
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021