"Kami telah membuat standar operasi prosedur (SOP) penerapan protokol kesehatan yang selama ini juga telah berjalan sangat ketat sesuai arahan Pemkot Jakarta Selatan," kata General Manager Kalibata City Ishak Lopung dalam keterangan tertulis, Ahad.
Ishak juga mengungkapkan akan terus berkolaborasi dengan semua sektor terkait, mulai dari dinas Kesehatan, yakni Puskesmas, aparat keamanan hingga Polres Jakarta Selatan.
Sejak pandemi melanda Indonesia, pihaknya sudah membentuk satgas COVID-19 yang melakukan tugasnya masing-masing dengan sangat baik.
“Kami menerapkan sistem touchless di pintu masuk lobby dan lift apartemen, seluruh petugas keamanan karyawan dan housekeeping sudah dilakukan pelatihan mengenai SOP baru tersebut yang harus diterapkan dengan ketat. Lalu, ada juga pembagian kuesioner, pemasangan spanduk, penyediaan hand sanitizer hingga ambulans yang siaga 24 jam,” kata Ishak.
Ishaknya juga menyampaikan Apartemen Kalibata City terdiri dari 13.580 unit di 18 tower. Pengelola selalu melakukan tindakan-tindakan tegas termasuk mitigasi untuk menanggulangi penyebaran COVID-19 di area kelolaannya.
Pihaknya terus melakukan koordinasi dengan Kelurahan Rawajati untuk menjalankan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) khusus area Kalibata City.
"Hal ini terlihat dengan pembatasan jam operasional kios hanya sampai pukul 19.00 WIB, dan menutup semua fasilitas umum seperti kolam renang, fitness center, sauna dan lainnya," kata Ishak.
Dalam keterangan tertulis itu, Kapolres Jakarta Selatan Kombes Aziz Andriansyah mengatakan Apartemen Kalibata City sudah menerapkan protokol kesehatan dengan baik, namun perlu pengawasan lebih lanjut terutama di ranah personal setiap penghuni. Penghuni agar selalu ditegaskan untuk menjalani protokol kesehatan dengan baik.
Implementasi pembentukan Apartemen Tangguh Jaya ini direalisasikan melalui kolaborasi dengan Puskesmas setempat terutama terkait sinkronisasi data pasien dikarenakan data ini sangat penting untuk melakukan langkah selanjutnya.
“Ada satu hal yang memang tidak bisa disentuh oleh manajemen yaitu pencegahan dan penanggulangan di ranah privasi personal seperti unit per unit. Pola penyebaran di apartemen ini awalnya dapat terjadi dari luar (imported case) kemudian dibawa ke keluarga (transmisi lokal),” ungkap Aziz.
Baca juga: Apartemen di DKI didominasi pasar menengah
Aziz menambahkan formula Apartemen Tangguh Jaya ini berawal dari penerapan Kampung Tangguh Jaya. Pihaknya terus mengimbau kepada pihak pengelola agar memastikan warga yang sudah bepergian dari luar wajib membersihkan tangan dan lainnya sebelum masuk ke apartemen lagi.
“Apartemen Tangguh Jaya ini juga dibentuk pemisahan antara area internal dan eksternal yang terbagi menjadi ring 1, ring 2, dan ring 3,” katanya.
Ring 1 yakni kamar atau unit setiap penghuni yang mana merupakan komunitas terkecil yang harus diperhatikan dalam menekan penyebaran virus corona. Lalu, Ring 2 yaitu area tower dan terakhir Ring 3 adalah area Apartemen Kalibata City secara keseluruhan.
Untuk Ring 3 ini, yang bertanggung jawab penuh adalah pihak manajemen dalam menentukan kebijakan dan SOP terkait protokol kesehatan yang harus dipatuhi. Sedangkan di Ring 2 adalah kolaborasi antara manajemen yang membentuk sistem dan masing-masing personal setiap penghuni untuk menumbuhkan kesadaran terkait protokol kesehatan.
"Terakhir, Ring 1 merupakan ranah privasi yang sebetulnya secara penuh merupakan tanggung jawab dan kesadaran setiap penghuni,” papar Aziz.
Baca juga: BPRD DKI-KPK RI razia pajak mobil mewah hingga apartemen di Jakbar
Aziz menambahkan pihaknya akan terus berkoordinasi dengan manajemen apartemen untuk memantau jalannya program Apartemen Tangguh Jaya ini.
“Kami akan terus berkoordinasi dengan para stakeholder untuk memastikan program ini berjalan dengan baik. Kami juga berharap melalui program ini dapat berkontribusi dalam mengendalikan penyebaran COVID-19 di lingkup komunitas,” katanya.
Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021