Tugas utama demi komunitas masyarakat internasional adalah bekerja sama memerangi pandemi. Vaksin COVID-19 adalah barang publik global dan terserah setiap negara memutuskan vaksin mana yang akan digunakannya, demikian juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian di Beijing, Senin.
"Terkait hal ini tidak boleh adanya persaingan dan tentunya juga tidak ada konfrontasi. Kami menyambut baik dan berharap lebih banyak negara bisa memproduksi vaksin sendiri yang lebih aman dan efektif serta memberikannya kepada negara-negara berkembang agar berguna bagi orang banyak," ujarnya.
Zhao melontarkan pernyataan tersebut untuk menanggapi adanya isu beberapa negara di kawasan Asia Selatan menolak ditawari vaksin China dan beralih ke India karena persoalan tingkat efikasi (kemanjuran).
Menurut dia, China telah menepati janjinya menjadikan vaksin COVID-19 sebagai barang publik global.
"China bekerja sama dengan negara lain, terutama negara berkembang, dalam bidang vaksin dengan berbagai cara serta memberikan dukungan dan bantuan sesuai dengan kebutuhan," ujar Zhao.
China telah mengekspor vaksin yang dikembangkan oleh Sinovac dan Sinopharm ke sejumlah negara, di antaranya Indonesia, Brazil, Chile Turki, Filipina, Malaysia, Hong Kong, Thailand, Ukraina, Mesir, Argentina, Maroko , Arab Saudi, Pakistan, Serbia, Peru, Hungaria dan Senegal.
Dalam mengembangkan vaksin, China menggunakan metode inaktif atau melemahkan virus corona jenis baru. (T.M038)
Baca juga: Produsen vaksin China mendaftar skema fasilitas global COVAX
Baca juga: Riwayat dan diplomasi vaksin China
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Suharto
Copyright © ANTARA 2021